SURABAYA, HKS-News.com-
TNI AL kembali melaksanakan tugas pengamanan dan pengawalan dalam Forum Internasional “World Water Forum 10th” 2024 yang digelar pada 18-25 Mei 2024.
Di antara jajaran kapal yang bertugas mengamankan acara tersebut, dua di antaranya yakni KRI Banjarmasin-592 dan KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992, merupakan hasil karya asli para insinyur PT PAL Indonesia, yang memiliki kemampuan penerapan sistem reverse osmosis.
Kapal jenis LPD ini memiliki peran dan fungsi sebagai kapal pendukung operasi militer dan non-militer, dilengkapi inovasi teknologi terbaru yakni sistem sea water reverse osmosis (SWRO). Sebagai teknologi alternatif untuk mengolah air laut menjadi air tawar untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal selama mengemban tugas di laut lepas.
Tentu sangat berkaitan dengan tujuan acara yaitu “World Water Forum 10th” 2024, yang membahas tentang isu ketersediaan cadangan air permukaan yang semakin langka serta cara yang efektif guna mengantisipasi terjadinya krisis yang lebih serius.
“Pembuatan air tawar dengan metode reverse osmosis (RO) adalah solusi teknis yang mengubah air laut menjadi air tawar. Air laut dari sea chest kapal di serap dan dipaksa melewati di bawah tekanan pada pori-pori mikroskopis yang di sebut membran semipermeabel, sementara padatan terlarut yang lebih besar dan kontaminan dan bioorganik dengan berat molekul besar dibuang sebagai air buangan. Dan juga membran semipermeabel ini air laut yang memiliki molekul garam lebih besar dapat terhalang sehingga hasilnya adalah menjadi air tawar yang dapat di gunakan untuk memasak, mandi, mencuci, dan melayani kebutuhan permesinan dan kebersihan di kapal,” ungkap Dedy Wahyudi engineer PT PAL Indonesia.
Penerapan teknologi ini pun juga memenuhi standar panduan WHO (guidline for drinking-water quality. Vol.1 Recommendations. 3rd ed. Geneva, World Health Organization, 2024) di mana air harus bebas dari pathogenic organism dan zat kimia berbahaya sehingga air tawar yang dihasilkan betul-betul layak digunakan.
Teknologi sea water reverse osmosis (SWRO) pada kapal-kapal perang ini menegaskan komitmen serius Indonesia dalam mengatasi krisis kelangkaan air permukaan. Inovasi ini pun tidak hanya memperkuat fungsi pertahanan dan ketahanan, tetapi juga merupakan solusi konkret yang dapat diimplementasikan bagi seluruh masyarakat dalam menghadapi tantangan kelangkaan air tawar.
Keandalan inovasi engineer Indonesia dalam produk LPD ini, menjadikan kapal ini sebagai produk state of the art PT PAL Indonesia yang memiliki daya tarik hingga tingkat global. Hal ini secara tidak langsung juga memperkokoh posisi Indonesia di panggung maritim dunia.
Tak hanya itu, KRI Banjarmasin-592 sebagai kapal support militer telah dilengkapi dengan meriam kaliber 44m serta kemampuan angkut 3 unit helikopter di helidek, 2 unit helikopter di heli hangar, 22 unit tank medium serta kendaraan tempur lainnya.
Sedangkan, KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 yang merupakan kapal rumah sakit dilengkapi dengan sejumlah fasilitas dan alat kesehatan yang mumpuni seperti ruang UGD, ICU dan HCU, ruang rawat inap, ruang isolasi, ruang radiologi meliputi CT SCAN, C-Arms, rontgen, dan panoramic, USG 4D, ruang bersalin dan ruang bayi, klinik, laboratorium, bank darah, serta ruang operasi.
Melansir dari laman resminya, TNI AL telah menyiagakan setidaknya 4 unit kapal perang, disekitar wilayah perairan Bali, yakni KRI Makassar-590, dan KRI Banjarmasin-592, serta kapal bantuan rumah sakit yang juga bertindak sebagai kapal markas yaitu KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992, dan 1 Fregat TNI AL; KRI Ahmad Yani-351.
Disisi lain, kedua hasil karya anak bangsa ini juga telah tercermin dengan keberhasilannya menuntaskan berbagai misi internasional yang diamanatkan. Diantaranya yaitu keberhasilan KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 dalam mengantarkan bantuan kemanusiaan untuk membantu konflik Gaza, Palestina, dan kejayaan KRI Banjarmasin-592 dalam upaya pembebasan sandera di Somalia, mengantarkan prajurit Batalion Infanteri 131 Brajasakti melaksanakan tugas Pengamanan Perbatasan RI di Dumai dan masih banyak lagi.(Yul)