JAKARTA, HKS-News.com- 

Budaya makan ikan dan hasil laut lainnya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Indonesia. Padahal Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia yang memiliki wilayah lautan yang sangat luas dan hasil laut yang melimpah. 

“Namun masih sedikit rakyat Indonesia yang mengkonsumsi ikan. Manakala kita gerakkan masyarakat untuk suka makanan yg bersumber dari laut, maka kita lebih mudah berswasembada pangan hasil panen dari laut yang ada disekitar kita. Sehingga hasil laut menjadi prioritas utama untuk pemenuhan kebutuhan pangan & gizi rakyat Indonesia,” demikian pesan yang disampaikan oleh Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Laksamana TNI (Purn) Soemardjono, menyambut HUT ke-51 HSNI yang jatuh pada tanggal 21 Mei 2024.

Ditemui di kantornya,  Soemardjono menjelaskan, hasil makanan yang berbasis dari laut memiliki kandungan protein atau nutrisi tinggi yang sangat baik untuk peningkatan kualitas SDM Indonesia. 

Hal ini sudah terbukti bahwa negara-negara dunia yang suka mengkonsumsi hasil laut, akan memiliki SDM yang bagus, dengan nilai Intelektual Qoution (IQ) yang tinggi, 

“Sebagai contoh Jepang, Korsel, Cina dan banyak negara-negara Eropa dan Amerika. Oleh karena itu kita mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi ikan,” sambungnya.

Selaku organisasi nelayan, HNSI  dibentuk oleh Pemerintah Indonesia sebagai organisasi nelayan yang menjembatani kebijakan pemerintah kepada nelayan dan sebaliknya, agar terjadi percepatan dalam upaya pelaksanaan penyejahteraan masyarakat nelayan. 

“Namun kondisi ini juga mengalami pasang surut dalam pelaksanaannya, dikarenakan adanya berbagai hal yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung, baik dari dalam maupun luar negeri,” tukasnya.

Karena itu kepada para nelayan, Soemardjono berpesan, dengan adanya keterbatasan pemerintah dalam pemberian subsidi nelayan bahan bakar minyak solar, HSNI selalu berupaya untuk meminta penambahan kuota bahan bakar bersubsidi,. 

“Namun disisi lain kita berharap agar para nelayan memanfaatkan bahan bakar subsidi secara optimal, dengan cara pemasangan alat / teknologi pada kapalnya menggunakan alat deteksi, sehingga bisa efisien operasionalnya,” pungkasnya.(Yul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *