SURABAYA, hks-news.com
Wanita cantik yang selalu energik ini memiliki kegemaran klutusan di beberapa wilayah kota Surabaya. Karena itu, dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun, pihaknya berhasil mengumpulkan 450 Ojol (Ojek Online) perempuan, yang dikemudian hari diberi titel komunitas Ojol Speed Lady.

“Komunitas Ojol Speed jumlah perempuannya jauh lebih banyak daripada yang laki-laki.  Sebenarnya mereka juga sudah punya komunitas, cuman saya ini termasuk yang sering mengumpulkan mereka. Karena kebetulan tempat di Joglo Harmoni ini ruangannya lebih luas, jadi kalau ada kegiatan dengan perempuan-perempuan hebat ini, saya kesini. Alhamdulillah atensi mereka sangat luar biasa,” tutur bendahara DPW PKS Jatim ini.

Anggota komisi C DPRD provinsi Jatim ini mengakui bahwa kehadiran para tulang punggung keluarga ini memberinya semangat, karena perempuan-perempuan yang hebat ini ternyata memiliki latar belakang beraneka profesi. Ada yang sudah menjadi guru honorer, ada yang berprofesi sebagai pedagang, ada yang menjadi UMKM, ada guru ngaji dan lain sebagainya.

“Dari mereka kita bisa belajar memaknai kehidupan yang sesungguhnya. Bagaimana mereka berjuang, bagaimana mereka harus membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan. Karena sebagian besar dari mereka adalah single parent. Saya sangat mengapresiasi, kehadiran mereka yang menjadi bagian dari hidup saya ini, semoga bermanfaat bagi semuanya,” tandasnya.

Lilik mengisahkan, seringkali di waktu senggangnya para Ojol ini berkumpul, sekedar berbagi cerita, terkadang juga memberikan informasi terkait kebijakan pemerintah yang dirasakan oleh mereka sering tidak memihak, termasuk diantaranya adalah nasib guru honorer yang digaji kurang dari Rp 1 juta rupiah per bulan.

“Saya memberikan kesempatan mereka untuk bisa hadir sekedar ngobrol, kadang ada juga keluhannya terkait dengan perubahan aplikasi yang kadang merugikan mereka. Sanksi-sanksi yang kadang juga tiba-tiba muncul gonta-ganti dan sebagainya, atau semakin banyaknya pesaing, semakin sepinya orderan, itu juga menjadi pemikiran saya,” sambungnya.

Lilik mengungkapkan, dulu penghasilan Ojol sebelum Pandemi Covid-19 bisa mencapai Rp 12 juta per bulan. Sekarang bisa makan saja sudah sangat bersyukur. 

“Meskipun hidup dalam ketidakpastian, mereka selalu optimis, ini yang menggembirakan saya dan saya sangat mensupport optimisnya. Para Ojol Speed ini memang luar biasa. Dengan berkumpul begini mereka saling menguatkan, saling berbagi satu sama lain, dan selalu memberikan banyak informasi, kalau misalnya di sana jalan macet, ada peristiwa apa, jadi kebersatuan mereka yang kompak dan saling menjaga 

satu sama lainnya, ini yang membuat hati saya sangat tersentuh,” lanjutnya.

Mengingat masa depan para Ojol ini, Lilik minta pada pemerintah agar memberikan ruang dan perlindungan hukum untuk keamanan dan kenyamanan mereka. Karena bagaimanapun, sebenarnya mereka ini tidak merepotkan pemerintah, tidak minta pekerjaan pada pemerintah. Jadi suatu hal yang wajar, jika pemerintah juga ikut memikirkan nasib dan masa depan keluarga mereka.(Yul)

Dikirim dari Yahoo Mail di Android

BalasTeruskan