SIDOARJO, HKS- News.com|
Anggota DPRD provinsi Jatim Adam Rusydi SPd menuturkan, maraknya ajakan “Ngabuburit” saat bulan Puasa Ramadan, membersitkan pertanyaan banyak orang, karena kata Ngabuburit sendiri tidak berasal dari suku bangsa Jawa.
“Kata ngabuburit memang sering kita dengar, bahkan sangat familiar saat bulan puasa Ramadlan seperti ini. Meskipun sebagian besar masyarakat hanya mengerti bahwa ngabuburit itu adalah kegiatan yang dilakukan sebelum berbuka puasa. Definisi ngabuburit sendiri, banyak orang yang belum tahu,” terang ketua DPD partai Golkar Sidoarjo ini.
Ngabuburit merupakan tradisi yang identik saat bulan Ramadan, khususnya di Indonesia. Istilah ini merujuk pada waktu menunggu berbuka puasa.
“Biasanya, ngabuburit diisi dengan berbagai kegiatan. Mulai dari mengunjungi tempat wisata, membaca Alquran, mendengarkan ceramah, berburu takjil, membaca buku, hingga bersantai dengan keluarga atau teman,” sambung pria berparas tampan yang selalu tampil penuh energik ini.
Istilah ngabuburit sudah muncul sejak lama, tepatnya ketika kebudayaan Islam memasuki tanah Sunda.
Kegiatan ngabuburit kini kian berkembang dan beragam dibanding awal kemunculannya. Zaman dulu, anak-anak mengisi kegiatan ngabuburit dengan bermain permainan tradisional Jawa Barat seperti bebeledugan atau meriam bambu.
“Sekarang, kegiatan ngabuburit disesuaikan dengan kebudayaan daerah masing-masing, tentunya diarahkan pada kegiatan yang lebih kreatif dan berharga, bukan hanya untuk mengisi waktu, tapi juga menghayati Ramadan,” pungkas ketua komisi A DPRD provinsi Jatim ini.(Yul)