SURABAYA, HKS-News.com|
OpenAI (perusahaan pencipta Chat-GPT) merilis model Artificial Intelligence terbaru, yakni Sora. Model AI tersebut mampu membuat video dari instruksi teks. Menanggapi hal itu, dosen Sains Data sekaligus pengamat AI Dr Aziz Fajar S Kom M Kom ungkap potensi teknologi tersebut sangat besar. Hal itu ia sampaikan pada wawancara eksklusif UNAIR NEWS pada Senin (19/2/2024).
“Potensi dari Sora ini sangat besar. Karena, mungkin bisa digunakan untuk berbagai macam tujuan. Sebagai generator video promosi, video pembelajaran, dan lainnya dengan lebih cepat,” ungkapnya.
Bagaimana Sora Bekerja?
OpenAI Sora merupakan model kecerdasan buatan ketiga yang diusung oleh OpenAI, yakni sesudah DALL-E dan GPT. Seperti Chat-GPT, Sora bekerja menggunakan rangkaian gambar.
“Jadi, berdasar input yang diberikan, Sora akan men-generate satu citra dari input teksnya. Lalu akan dilakukan generate frame berdasar citra yang ter-generate sebelumnya sehingga terbentuklah suatu video,” terangnya.
“Jika GPT belajar grammar dari teks, Sora mungkin belajar bagaimana suatu benda bergerak (physics) di dunia nyata,” tambahnya.
Hampir satu tahun lalu, kecerdasan buatan juga pernah membuat video Will Smith memakan spaghetti. Video tersebut pun menjadi bahan ejekan di kalangan netizen. Tak genap satu tahun, kecerdasan buatan mampu menghasilkan video “realistis” seperti yang dihasilkan oleh Sora.
Menanggapi hal itu, dosen Sains Data tersebut menyebut perkembangan kecerdasan buatan yang sangat pesat ini merupakan hasil dari kecanggihan perangkat yang digunakan.
“Tantangan terbesar dalam perkembangan ilmu komputer adalah spesifikasi device yang digunakan. Saat sudah ditemukan teknologi device yang dibutuhkan, perkembangan AI dapat berkembang dengan pesat,” paparnya.
Dampak
Selain sebagai bukti bahwa kemajuan ilmu pengetahuan umat manusia, AI Sora ini juga turut memberikan efek samping dalam kehidupan. Selain berdampak positif seperti pembuatan video promosi hingga pembelajaran, OpenAI Sora menyimpan beberapa dampak negatif yang perlu diwaspadai.
Dipadu dengan AI peniru suara, kejahatan akan semakin marak terjadi. Meski begitu, Aziz mengimbau tak perlu khawatir karena sangat mungkin adanya alat untuk mendeteksi video buatan AI.
“Sebagaimana sistem sekuriti dalam bidang jaringan komputer, perkembangan dari AI untuk mendeteksi sesuatu tentu harus berdasar generator apa yang sudah ada. Sehingga AI untuk mendeteksi hasil generator sangat mungkin dibuat,” ujarnya.
Dr Aziz juga berpendapat bahwa AI Sora merupakan alat alternatif saja dalam membuat video. Karena, menurutnya, masih banyak keterbatasan seperti durasi yang dihasilkan maksimal 60 detik.(yul)