SURABAYA, HKS-News.com|

Prof Dr Gadis Meinar Sari dr MKes secara resmi menyandang gelar terhormat sebagai Guru Besar (gubes) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair). Gelar tersebut disematkan gubes tersebut pada gelaran pengukuhan guru besar yang berlangsung di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen Kampus MERR- C Unair pada Rabu (27/12/2023). 

Melalui gelaran tersebut, Prof Gadis menyampaikan orasinya dengan tajuk Keseimbangan Remodelling Melalui Harmonisasi Orkestra Seluler Sebagai Proyeksi Kepadatan Tulang. Menurutnya tulang merupakan salah satu jaring terpenting dalam struktur tubuh utama manusia serta memiliki peran besar dalam keberlangsungan hidup manusia. 

Adapun dua fase terpenting dalam pembentukan struktur tulang manusia. Yakni, proses kopling antara proses pembongkaran (resorpsi) yang melepas kalsium untuk metabolisme dilakukan oleh sel sel osteoklas dan proses pembentukan (formasi) oleh sel osteoblas. Kedua fase tersebut dikenal dengan istilah remodeling tulang. 

Salah satu komponen terpenting dalam remodeling tulang adalah keseimbangan kerjasama antara sel-sel tulang penyusun yaitu osteoblas, osteoklas, osteosit dan lining sel dengan matrik biomolekuler di sekitarnya. 

“Ibaratnya, seperti orkestra yang memerlukan harmonisasi irama kerja masing-masing pemusik untuk menghasilkan musikalitas yang bagus. Begitupun juga dengan tulang manusia,” ungkap Prof Gadis. 

Manusia akan terus mengalami proses remodeling sepanjang umur hidupnya hingga batas usia pertumbuhan tulang atau peak bone mass yang terjadi pada usia 30 tahun. Melewati usia tersebut, manusia akan mengalami penurunan kepadatan tulang karena adanya ketidakseimbangan remodeling. 

Silent Killer

Guru besar kelahiran Kota Malang tersebut menyebutkan ketidakseimbangan tersebut menyebabkan permasalahan pada tulang manusia salah satunya osteoporosis. Dalam pemaparannya, wanita menopause memiliki angka kerentanan tinggi untuk mengalami osteoporosis. 

Hal tersebut disebabkan karena menurunnya produksi estrogen yang berfungsi memelihara osteoblas untuk formasi tulang. Lebih lanjut, Gubes FK itu mengungkapkan bahwa penyakit osteoporosis tak dapat dipandang sebelah dan dapat menjadi silent killer. 

“Sebagian besar orang yang mengalami osteoporosis tidak menyadari akan hal tersebut. Karena tanpa adanya gejala dan dapat dideteksi jika adanya kerusakan dan kepatahan tulang,” tuturnya. 

Hal tersebut didukung dengan data yang menunjukkan 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria dengan usia diatas 50 tahun berisiko mengalami patah tulang akibat osteoporosis. Hal ini menyebabkan 50 persen kepatahan tulang panggul yang mengakibatkan cacat seumur hidup dan menyumbang angka kematian. 

Langkah preventif dan promotif

Ketua LPPM itu menerangkan risiko osteoporosis dapat dicegah dengan melakukan langkah preventif dan promotif secara dini. Salah satunya, melakukan latihan fisik submaksimal. Hal ini akan merangsang hati untuk memproduksi Insulin-like Growth Factor-1 (IGF-1), berperan meningkatkan kinerja sel osteoblas.

Selain itu, latihan fisik harus diimbangi dengan asupan makanan yang baik dalam tubuh. Salah satunya, dengan mengkonsumsi ekstrak kedelai yang mengandung fitoestrogen dan kalsitonin salmon untuk menekan aktivitas osteoklas serta meminimalisir motilitas dan kapasitas resorpsi. Tak lupa,  daun kenikir juga menjadi bahan yang mampu meningkatkan jumlah osteoblas serta biomarker C Telopeptide (CTX).

“Dengan harapan, inovasi yang saya sampaikan dapat meningkatkan wawasan dan kewaspadaan masyarakat mengenai pentingnya proteksi dini kepadatan tulang,” harapnya.(Yul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *