JEMBER, HKS-News.com |
Anggota DPRD provinsi Jawa Timur Drs. H. Satib, M.Si menyatakan keprihatinannya terkait tidak adanya perhatian pemerintah terhadap sanggar-sanggar seni yang ada di Jawa Timur. Hal tersebut diungkapkan saat politisi senior partai Gerindra ini menyaksikan berbagai penampilan atraksi seni dan budaya yang digelar di Jember.
Menurutnya, selama ini pemerintah belum maksimal memberikan perhatian terhadap sanggar seni, atau pelaku kesenian yang ada di wilayah Jember.
Untuk itu, sebagai wakil rakyat Jember dan Lumajang, dirinya bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur, berinisiatif mengadakan pelatihan dan pagelaran kesenian.
“Selaku wakil masyarakat Jember dan Lumajang, saya mempunyai tanggung jawab moral dan formal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Anggota Komisi D DPRD provinsi Jatim ini.
Sehari sebelumnya, bertempat di salah satu hotel di Jember, pihaknya mengaku mengadakan pelatihan terhadap 50 sanggar seni.
Namun untuk perform kali ini pagelaran tersebut dihelat di halaman Gedung Balai Serbaguna, Kecamatan Kaliwates, hanya diikuti oleh 25 sanggar seni, karena keterbatasan waktu.
“Kesenian itu kurang mendapat perhatian maksimal dari pemerintah, jadi sangat minim sekali,” ungkapnya.
Maka dari itu, dirinya berharap Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten bisa menangkap apa yang telah dilakukan pada hari ini.
“Artinya, pemkab dan pemprov bisa mendorong Kesenian tradisional yang dimiliki, dan memanfaatkan tempat wisata yang ada di kabupaten Jember khususnya,” ujar Satib.
Dengan Kesenian bisa tampil atau digelar secara berkelanjutan, baik di tempat wisata atau lainnya, maka Kesenian tradisional yang ada akan tetap terpelihara dan akan terus berkembang.
Ada berbagai macam kesenian yang melakukan pertunjukan, seperti sanggar pecut, can makanan kaddhuk, jaranan dan lainnya. (Yul)