SURABAYA, HKS-News.com|
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) tahun ini berkesempatan menjadi tuan rumah untuk kegiatan Forum Komunikasi Dewan Komisaris Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (FKDK BPDSI) Wilayah Tengah.
Bertempat di Sheraton Surabaya Hotel & Towers, acara FKDK yang diselenggarakan sejak hari Rabu (15/11/2023) sampai Kamis (16/11/2023) tersebut dihadiri oleh Direksi bankjatim, Dewan Komisaris bankjatim dan Dewan Komisaris BPD seluruh Indonesia.
Komisaris Independen bankjatim Sumaryono menjelaskan, FKDK BPDSI adalah wadah untuk menampung aspirasi Dewan Komisaris dalam memberikan kontribusi untuk meningkatkan peran BPD dalam dunia perbankan. Dengan adanya wadah ini, maka diharapkan para anggota Dewan Komisaris BPDSI bisa memperoleh kemudahan dalam berkomunikasi, bertukar pikiran dan pengalaman secara kelembagaan. Baik untuk tindakan ke dalam organisasi maupun ke pihak luar.
”Selain itu, forum ini bermanfaat pula untuk tujuan pengembangan profesi dan organisasi serta hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan, sebagaimana tertuang dalam visi dan misi FKDK BPD-SI sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FKDK BPD-SI,” paparnya.
Dalam FKDK BPDSI yang memiliki tema Berkolaborasi di Era Teknologi Tanpa Batas itu juga berlangsung Seminar Nasional dengan pembicara expert di bidangnya. Materi yang dibawakan dalam seminar tersebut ada dua.
Pertama, Economy Outlook 2024 dan Perkembangan Ekonomi Digital: Peluang dan Tantangan terhadap Bank Pembangunan Daerah yang disampaikan oleh Faisal H Basri, S.E., M.A. Kemudian kedua, Waspada Ancaman Cyber Crime di Tengah Upaya Transformasi Digital Banking yang dipaparkan oleh Kombes Pol. Roberto G.M Pasaribu, S.I.K., MSi.
”Dengan adanya seminar nasional ini diharapkan dapat menambah wawasan sehingga bisa menjadi pedoman bagi masing-masing BPD untuk lebih baik ke depannya,” tegas Sumaryono.
Dia mengungkapkan, sebagaimana diketahui bersama, bahwa tantangan ekonomi global pasca pandemi Covid-19 semakin berat. Adanya transformasi dan akselerasi yang sangat masif ke arah teknologi/digitalisasi di segala bidang dipandang berpotensi menimbulkan berbagai resiko disruptif di dalamnya. Dimana hal tersebut dapat berpengaruh pada perekonomian secara global dan industri jasa keuangan/sektor perbankan.
”Atas hal itulah maka dalam Seminar Nasional kali ini kita bersama-sama akan coba mengulas terkait isu-isu dan kondisi ekonomi secara global, regional, maupun nasional di tahun 2024, serta perkembangan ekonomi berbasis digital dan dampaknya terhadap industri perbankan, khususnya bagi BPD,” ungkap Sumaryono.
Pihaknya berharap, melalui acara seminar nasional ini dapat memberikan pemahaman terkait perkembangan ekonomi secara umum serta mitigasi risiko terhadap bisnis proses bank, khususnya yang berkaitan dengan teknologi/digital banking yang mau tidak mau, suka tidak suka, kita sebagai pelaku usaha di sektor jasa keuangan dalam hal ini BPD harus mulai melakukan transformasi ke arah sana.
”Tujuannya, supaya BPD dapat terus tumbuh dan bertahan dari disruptif teknologi yang semakin cepat,” lanjut Sumaryono.
Adapun BPD yang mengikuti kegiatan FKDK ini yaitu Bank BJB, Bank Jateng, Bank DKI, Bank Kalbar, Bank Kalsel, Bank BPD DIY, Bank Kaltimtara, Bank Banten, dan Bank Kalteng.(Yul)