SURABAYA, HKS-News.com|
Penggunaan perangkat elektronik semakin meluas dalam kehidupan sehari-hari. Namun, belakangan ini muncul perhatian serius terkait risiko ledakan baterai saat pengisian, terutama setelah kasus tragis seorang remaja meninggal di Lombok akibat ledakan smartphone saat sedang diisi daya beberapa waktu lalu.
Tekankan Keselamatan
Menanggapi kejadian tersebut, Dr Agus Mukhlisin ST MT dosen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM), Universitas Airlangga (Unair), menekankan tentang risiko dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk menjaga keselamatan selama pengisian baterai smartphone.
Ia menuturkan, risiko ledakan baterai saat pengisian adalah hal yang penting untuk dipahami. Pengisian baterai perangkat elektronik melibatkan beberapa risiko seperti overcharging, suhu yang terlalu tinggi, dan penggunaan charger yang tidak sesuai spesifikasi.
“Semua faktor tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada baterai dan bahkan dapat menyebabkan potensi ledakan yang berbahaya,” jelasnya.
Potensi Ledakan
Penyebab utama ledakan baterai saat pengisian melibatkan faktor suhu dan pengisian yang tidak sesuai. Saat baterai terlalu panas akibat suhu yang tinggi dan pengisian yang terus-menerus, kemungkinan ledakan meningkat.
Penggunaan perangkat saat sedang diisi daya juga bisa meningkatkan risiko ledakan karena dapat menghasilkan panas lebih banyak. Overcharging terjadi ketika perangkat terus diisi daya setelah mencapai level penuh, juga bisa menjadi pemicu ledakan.
“Selain itu, penggunaan charger yang tidak asli atau tidak sesuai spesifikasi juga dapat berkontribusi pada risiko ini,’’ sebutnya.
Langkah Pencegahan
Pihaknya menjelaskan, ada beberapa langkah sederhana yang bisa diambil untuk mengurangi risiko ledakan baterai saat pengisian. Pertama, selalu gunakan charger asli atau yang disarankan oleh produsen perangkat.
Hindari mengisi baterai di tempat yang terlalu panas, seperti di bawah sinar matahari langsung atau di dekat sumber panas. Jika memungkinkan, hindari penggunaan perangkat saat diisi daya.
Kedua, tidak mengabaikan langkah-langkah pencegahan sederhana seperti menggunakan charger asli, menghindari tempat yang panas, dan tidak menggunakan perangkat saat diisi daya.
Inovasi dalam sistem manajemen baterai, pengembangan baterai yang lebih tahan terhadap suhu ekstrem, dan penggunaan sensor untuk mendeteksi kondisi baterai yang tidak normal adalah contoh fitur terbaru yang sudah banyak digunakan produsen baterai.
“Saat ini, teknologi terus berkembang untuk meningkatkan keselamatan saat pengisian baterai. Pengembangan baterai yang lebih aman juga menjadi prioritas utama dalam dunia perkembangan teknik elektro,” pungkasnya.
Lebih lanjut, risiko terkait pengisian baterai perangkat elektronik melibatkan faktor mekanik, listrik, dan termal. Temperatur yang tinggi dan pengisian yang tidak tepat merupakan penyebab utama insiden. Teknologi baru dan inovasi membantu meningkatkan keselamatan pengisian. Selain faktor teknis, kualitas bahan, desain awal, dan edukasi pengguna juga berkontribusi dalam mengurangi risiko. (Yul)