_Tingkatkan Monitoring Pergerakan Masyarakat ke Luar Negeri Mulai di Tingkat Desa_
SURABAYA, hks-news.com|
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima 6 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Timur yang merupakan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Thailand.
Keenam PMI tersebut diterima Gubernur Khofifah usai menandatangani berita acara dari Sesditjen Protokol dan Konsuler Kemenlu RI Didik Eko Pujianto di Lobby Tribrata Mapolda Jatim, Senin (26/6/2023) malam. Turut mendampingi dalam kesempatan itu Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto dan Kepala BP3MI.
Para PMI tersebut berasal dari Kabupaten Jember dan Banyuwangi. Diantaranya berinisial ZR, MNI, AS, AR S, M. TAS dan BP.
Usai menerima 6 PMI, Khofifah menyampaikan apresiasi atas kolaborasi dan upaya perlindungan yang dilakukan pihak Kepolisian terutama Polda Jawa Timur dan juga Kementerian Luar Negeri RI serta BP3MI
“Alhamdulillah, hari ini kita bersama bisa melihat saudara kita 6 orang PMI korban TPPO sudah kembali ke Jawa Timur dengan aman dan selamat. Tentunya, ini merupakan hasil kerja keras yang luar biasa baik oleh Kemenlu maupun Kepolisian Negara Republik Indonesia khususnya jajaran Polda Jawa Timur ,” ungkapnya.
Terkait TPPO, Khofifah berpesan bagi warga Indonesia yang akan mengambil keputusan bekerja di luar negeri agar memastikan proses yang dilalui sesuai prosedur. Dan jangan pernah mencoba secara non prosedural atau tidak resmi.
Ditambahkan Khofifah terdapat beberapa langkah preventif yang perlu dilakukan dari skala kecil yakni di tingkat desa atau kelurahan dengan sinergi tri parthit antara Kades, Lurah dengan Bhabinsa dan Babinkamtibmas. Terlebih, setiap warga yang akan meninggalkan daerahnya dalam waktu lama, tidak mungkin lepas dari laporan kepada lurah dan kepala desa.
“Maka tiga ujung tombak di lini paling bawah, kepala desa/lurah, Babinsa, dan Babinkamtibmas menjadi sangat penting untuk terus melakukan monitoring terhadap pergerakan warganya. Terutama di desa-desa yang memang terkonfirmasi warganya ada kecenderungan untuk bekerja di luar negeri,” tandasnya.
Diakhir, Khofifah kembali menyampaikan apresiasi kepada Kapolda Jawa Timur dan jajarannya, serta BP3MI atas kolaborasi yang diciptakan dalam upaya meringkus para tersangka Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di luar negeri. Terimakasih luar biasa kepada Kementerian Luar Negeri RI yang sangat sigap menangani hal ini sehingga dapat dipulangkan.
“Selamat datang kembali di Jawa Timur, mudah-mudahan selalu sehat dan Allah akan membukakan pintu pekerjaan yang baik bagi saudara-saudara semua,” pungkas Khofifah.
Sementara itu, Sesditjen Protokol dan Konsuler Kemenlu RI Didik Eko Pujianto menyampaikan, Kementerian Luar Negeri RI tidak hentinya memberikan perlindungan kepada WNI. Dimana, hal ini sangat melekat bagi semua diplomat dan merupakan salah satu kewajiban moral untuk melindungi para WNI.
“Kami berterimakasih dengan Provinsi Jawa Timur karena memiliki concern perlindungan PMI yang bekerja di luar negeri. Kami tadi berdiskusi, betapa tidak mudahnya proses evakuasi,” terangnya.
Ia menambahkan, hal ini merupakan tantangan yang membutuhkan kolaborasi antar semua lini. Dimana PMI yang menjadi korban eksploitasi tidak hanya berada di Thailand namun di berbagai negara diantaranya Filipina, Kamboja bahkan Uni Emirat Arab.
“Jawa Timur sebagai salah satu penyumbang PMI tertinggi kami harap memiliki concern tinggi untuk mengkampanyekan penyadaran publik terhadap perlindungan PMI. Ini cita-cita kita bersama,” tandasnya.(yul)