SURABAYA, HKS-News.com
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyambut baik penyelenggaraan pameran bertajuk “Two Nations: a Friendship is Born” yang berlangsung di Museum De Javasche Bank. Pameran ini diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal (Konjen) Australia sebagai bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia.
Penjabat Sementara (PJs) Wali Kota Surabaya, Restu Novi Widiani, mengungkapkan bahwa pameran ini merupakan langkah positif untuk memperkenalkan kepada masyarakat mengenai sejarah dan perkembangan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia.
“Atas nama Pemkot Surabaya, saya mengucapkan terima kasih, karena Kota Surabaya menjadi pilihan untuk diselenggarakannya kegiatan ini,” ujar PJs Restu Novi saat pembukaan pameran di Museum De Javasche Bank, Surabaya, Selasa (19/11/2024) malam.
Menurut dia, pameran ini menjadi momen istimewa bagi warga Kota Surabaya. Sebab, penyelenggaraan pameran juga bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan di bulan November 2024.
“Ini menunjukan bahwa Indonesia dan Australia punya hubungan spesial. Tentu, kami juga menginginkan tidak berhenti pada pameran saja, tetapi juga diikuti dengan implementasi kerja sama yang sesuai dengan situasi saat ini,” jelas Restu Novi.
Dalam kesempatan tersebut, Restu Novi juga mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk mengunjungi pameran yang digelar oleh Konjen Australia. Pameran ini diharapkan dapat memperluas wawasan mengenai sejarah diplomasi antara Indonesia dan Australia. “Semoga mereka (generasi muda) juga bisa mengimplementasikan hubungan baik ini di masa-masa yang akan datang,” harapnya.
Sementara itu, Konjen Australia di Surabaya, Glen Askew menjelaskan bahwa pameran “Two Nations: a Friendship is Born” menyoroti sejarah penting dari hubungan diplomatik antara Australia dan Indonesia. “Tahun ini kita merayakan 75 tahun hubungan diplomatik antara Australia dan Indonesia. Namun, hubungan antar masyarakat kita sudah terjalin jauh sebelum kemerdekaan Indonesia,” ujar Glen Askew.
Ia juga menuturkan bahwa Australia merupakan salah satu negara pertama yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Oleh sebab itu, Presiden Soekarno memilih Australia untuk menjadi perwakilan Indonesia dalam perundingan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait kemerdekaan Indonesia.
“Di Australia sendiri, terdapat aksi boikot yang dilakukan oleh pekerja dermaga terhadap kapal-kapal Belanda yang berada di pelabuhan Australia, sebagai bentuk dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia,” ungkap Glen.
Glen menyatakan bahwa hubungan diplomatik antara Australia dan Indonesia terus berkembang dengan baik hingga saat ini. Salah satu bentuk kerja sama yang konkret adalah latihan gabungan antara Angkatan Pertahanan Australia (ADF) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
“Pada awal November 2024, Marinir TNI AL berangkat ke Australia untuk mengikuti latihan bersama Keris Woomera 2024. Sementara pada 13 November lalu, diadakan latihan kedua di Banyuwangi sebagai bagian dari latihan gabungan besar ini,” jelasnya.
Glen menambahkan bahwa pameran ini menampilkan banyak sejarah penting, termasuk video dokumenter yang mengisahkan aksi boikot “armada hitam” sebagai dukungan Australia terhadap kemerdekaan Indonesia.
“Saya berharap pameran ini dapat memperluas wawasan kita mengenai sejarah hubungan Australia dan Indonesia. Serta semakin mempererat hubungan antar masyarakat kedua negara kita,” pungkas Glen.
Sebagai informasi, pameran bertajuk “Two Nations: a Friendship is Born” terbuka untuk umum mulai tanggal 19 November hingga 6 Desember 2024. Pameran ini menampilkan sejarah dukungan Australia terhadap kemerdekaan Indonesia melalui foto, surat, laporan berita hingga kenangan lain.
Pameran ini juga diselenggarakan di beberapa daerah lain di Indonesia, seperti di antaranya Jakarta. Setelah dari Kota Surabaya, selanjutnya pameran dijadwalkan digelar di Yogyakarta. (Faiz)