SURABAYA, HKS-News.com – Alfin Pujianto, mahasiswa Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil lolos dan mengikuti program Magang Bersertifikat Kebudayaan (MBK) di BPK Wilayah III Sumatera Barat. Ia mengikuti magang sebagai asisten pendata objek pemajuan kebudayaan. Sebagai asisten pendata objek, kegiatan magang Alfin berfokus pada pelestarian objek pemajuan kebudayaan agar objek tersebut terlindungi dari klaim negara lain.
Alfin mengakui bahwa proses seleksi berjalan ketat. Kendati demikian Alfin tidak patah semangat. Berbekal pengalaman organisasi dan kepanitiaan, Alfin berhasil lolos sebagai salah satu peserta magang di BPK III Sumatera Barat.
“Proses seleksi yang membuat saya terus teringat momennya, di mana pada saat itu sempat tertunda dan terdapat pengurangan kuota apalagi banyak yang menginginkan posisi magang ini. Tapi berkat usaha dan doa, alhamdulillah saya mampu bersaing dan lolos pada posisi yang saya pilih ini,” ucapnya.
Eksplorasi Kebudayaan selama Magang
Alfin membagikan pengalamannya selama magang sekaligus belajar kebudayaan baru di Sumatera Barat. Ia bertugas melakukan pendampingan percepatan pendataan data pokok kebudayaan untuk pengajuan Warisan Budaya Tak benda (WBTb) Sumatera Barat. Tidak hanya bertugas menginput data saja, ia juga melakukan kajian, diskusi, serta membantu jika ada kunjungan tamu di BPK III Sumatera Barat.
“Selama melaksanakan magang di sini saya mendapatkan banyak perkembangan kompetensi, mulai dari critical thinking, leadership, dan public speaking serta mudah bersosialisasi dengan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Posisi magang yang Alfin miliki saat ini ia manfaatkan untuk mengeksplorasi budaya baru yang ada di Sumatera Barat. Harapannya setelah mengikuti program ini, Alfian tidak hanya mendapatkan pengalaman baru, namun juga mampu mengaplikasikan pengalaman itu di dalam kampus maupun di dunia kerja.
“Saya senang banyak afirmasi positif yang akan saya berikan kepada generasi muda agar lebih peduli terhadap kebudayaan Indonesia. Semoga program ini dapat berlanjut hingga tahun berikutnya. Kegiatan ini sangat membantu dalam proses percepatan pendataan kebudayaan dan mari kita terus menjaga identitas bangsa agar tetap lestari,” ungkapnya. (Wahyu)