SURABAYA, HKS-News.com – World University Association of Community Development (WUACD) Unair berkolaborasi dengan World Association for Sustainable Development (WASD) dari United Kingdom (UK) menggelar kegiatan International Joint Conference dengan tema Implementation of Artificial Intelligence in Digital Health to Support Sustainable Development. Kegiatan ini berlangsung pada Senin (28/10/2024) di Aula Majapahit, Gedung ASEEC Lantai 5, Kampus Dharmawangsa-B, Unair.
Dalam joint conference ini, salah satu Guru Besar Unair, Prof (HCUA) Dr Carina Citra Dewi Joe hadir menjadi keynote speaker secara online melalui Zoom Meeting. Prof Carina membahas tentang pengaruh Artificial Intelligence (AI) terhadap dunia kesehatan dengan judul AI-Driven Innovations in Biotechnology: Transforming Healthcare.
Pada materinya, Prof Carina menyoroti tentang bagaimana AlphaProteo bersama AlphaFold membawa era baru Bio-AI yang dapat merevolusi penelitian biologis.
“Dalam materi saya kali ini, saya ingin menjelaskan bahwa AI ini tidak hanya berguna dalam dunia biological saja, tetapi juga healthcare di masa depan,” terangnya.
Teknologi AlphaFold
Dalam speechnya, Prof Carina membahas mengenai peran teknologi terbaru, yakni AlphaFold dari DeepMind dalam memprediksi struktur protein. Prof Carina menyoroti bagaimana teknnologi AlphaFold membawa perubahan besar dalam biologi struktural dan protein.
AlphaFold versi pertama di 2018, terang Prof Carina, menggunakan metode statistik dan simulasi energi lokal untuk menganalisis urutan protein dan memprediksi strukturnya.
“AlphaFold ini mencapai peringkat tertinggi pada Kompetisi Penilaian Kritis Teknik Prediksi Struktur Protein ke-13 (CASP13),” terangnya.
Kemudian, AlphaFold versi 2020 merupakan peningkatan besar, di mana versi ini telah mencapai akurasi mendekati atom untuk beberapa protein. AlphaFold 2 menggunakan pendekatan yang lebih maju dengan melibatkan multiple sequence alignment (MSA) dan mekanisme atensi untuk memprediksi interaksi antar asam amino.
Terakhir, pada versi ketiganya, AlphaFold menggunakan model difusi untuk memprediksi dan menyempurnakan struktur biomolekul lainnya, seperti DNA, RNA, serta ligan. Ini mempercepat penemuan obat dengan memprediksi interaksi antara protein dan obat.
“AlphaFold ketiga ini diharapkan dapat menjadi lompatan besar berikutnya,” harapnya.
AlphaProteo, Model AI untuk Rekayasa Protein
Lebih lanjut, Prof Carina menjelaskan tentang model AI yang dikembangkan oleh Google DeepMind bernama AlphaProteo. AlphaProteo adalah model AI yang dirancang khusus untuk rekayasa protein dan penemuan obat. Model ini dikembangkan berdasarkan keberhasilan AlphaFold, dengan tujuan untuk mempercepat desain protein binder, membantu pengembangan obat, dan menangani target biologis kompleks.
“AlphaProteo didesain berdasarkan deep learning yang dapat memprediksi interaksi antar-protein. Fitur di dalamnya mencakup kemampuan mengikat protein yang relevan untuk target obat; memprediksi struktur dan interaksi protein dengan cepat; dan menggunakan data berskala besar,” jelas Profesor yang berkontribusi terhadap riset vaksin COVID-19 itu.
AlphaProteo di masa yang akan datang menjadi harapan besar untuk meningkatkan kolaborasi bersama komunitas ilmiah. Dalam hal ini, termasuk meningkatkan kemitraan antara akademisi dan industri serta untuk mengeksplorasi masalah biologis baru. Kemampuan model AI ini dapat terus berkembang dengan meningkatkan akurasi pengikat untuk target yang sulit melalui penambahan data biologis guna meningkatkan ketepatan prediksi. (Wahyu)