SURABAYA, HKS-News.com – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan bahwa tiga pilar desa/kelurahan yakni kepala desa/lurah, Bintara Pembina Desa (Babinsa), serta Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban (Bhabinkamtibmas) merupakan ujung tombak keamanan dan ketertiban masyarakat.

Hal tersebut disampaikannya dalam Anugerah Patriot Jawi Wetan (APJW) II Tahun 2024 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (24/10) malam. Di mana penganugerahan ini merupakan inisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Polda Jawa Timur, Kodam V Brawijaya, dan Menteri BUMN periode 2011-2014 sekaligus founder Harian Disway Dahlan Iskan sebagai bentuk apresiasi atas kolaborasi dan sinergi dari ketiganya.

“Kami berikan suatu penghormatan yang setinggi-tingginya. Penghargaan dan apresiasi terhadap ujung tombak yang melaksanakan pembangunan di paling bawah. Yang dalam kesehariannya bersentuhan langsung dengan masyarakat yang dibina,” kata Adhy.

“Selama ini kita memperoleh hasil dari bawah ke atas tetapi kita tidak pernah melihat bagaimana beratnya pekerja yang menyentuh paling bawah,” lanjutnya.

Adhy mengatakan, program-program pembangunan berjalan dengan baik berkat ketertiban dan keamanan yang terjamin. Salah satu indikator keberhasilan ujung tombak ini, jelasnya, adalah kondusifitas Jatim saat Pilpres dan Pileg lalu.

“Jawa Timur selalu mendapatkan warning potensi konflik yang besar. Tetapi yang terjadi begitu dilaksanakan, ternyata pesta demokrasi kita sangat sukses itu semua berkat kontribusi teman-teman Patriot Jawi Wetan ini,” jelasnya.

Lebih lanjut Adhy mengingatkan bahwa masih akan ada ‘ujian’ kedua yakni Pilkada serentak pada November mendatang. Sehingga kolaborasi tiga pilar andalan ini akan sangat diperlukan.

“Kami yakin bahwa Jawa Timur akan kembali menjadi barometer pesta demokrasi yang berjalan aman, tertib, nyaman, dan kondusif. Sehingga pada akhirnya kita bisa mendapatkan seorang kepala daerah yang kita inginkan dan yang dicintai oleh masyarakatnya,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Jatim Irjen Pol. Imam Sugianto mengatakan bahwa geografis dan populasi Jawa Timur yang masif secara alami memiliki kompleksitasnya sendiri. Sehingga tugas kepala desa/lurah, Babinsa, serta Bhabinkamtibmas menjadi sangat vital.

“Peningkatan kompleksitas yang terjadi di wilayah Jawa Timur ini utamanya terkait dengan globalisasi dan kesenjangan ekonomi dan lain sebagainya. Ini betul-betul membutuhkan sinergisitas dan tentunya kolaborasi dari kita semua,” katanya.

“Dari 8.494 desa atau kelurahan di Jawa Timur, kita sudah bisa kita penuhi 7.731 atau sekitar 91 persen. Nantinya kita upayakan terus Babinsa maupun Bhabinkamtibmas untuk bisa memenuhi jumlah desa maupun kelurahan yang ada di Jawa Timur karena dengan hadirnya mereka mampu berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif,” pungkasnya.

Penghargaan APJW 2024 diberikan kepada tiga pilar dari berbagai desa dan kelurahan dari penjuru Jawa Timur. Terbagi ke dalam beberapa kategori, penghargaan diberikan untuk mereka yang unggul dalam Inovasi Harkamtibmas, Pertahanan, Inovasi Pembangunan dan Pelayanan Publik, Sinergi Antarlembaga, Partisipasi Masyarakat, Implementasi Program Nasional, serta Inovasi Komunikasi Publik.

Sementara itu, penghargaan utama yakni Tiga Pilar Desa Terbaik Anugerah Patriot Jawi Wetan 2024 yang diberikan langsung oleh Pj. Gubernur Jatim, Kapolda Jatim, serta Kasdam V/Brawijaya yang mewakili Pangdam V/Brawijaya. Ketiga pemenang merupakan tiga pilar yang berhasil menampilkan kinerja membanggakan di ketujuh kategori tersebut.

Juara pertama diraih oleh Kelurahan Gadang, Kec. Sukun, Kota Malang yang mendapatkan satu unit mobil Wuling. Juara kedua diraih oleh tiga pilar Desa Jarakan, Kec. Gondang, Kab. Tulungagung yang dihadiahi tiga unit motor listrik. Sedangkan Juara ketiga diraih oleh kepala desa, Babinsa, serta Bhabinkamtibmas dari Desa Sumber Rokap, Kec. Krocok, Kab. Bondowoso sehingga mereka berhak mendapatkan tiga unit tablet.

Penilaian untuk APJW 2024 ini diikuti oleh 190 desa/kelurahan yang asesmennya berjalan mulai dari 29 April hingga 24 Oktober. Para peserta mengikuti seleksi administrasi, presentasi online untuk 114 besar, dan akhirnya penjurian langsung di lapangan untuk 20 besar.

Selain untuk penghormatan kepada para pilar desa/kelurahan, APJW juga diadakan untuk memperingati Hari Bhayangkara ke-78, HUT ke-79 Tentara Nasional Indonesia, dan HUT ke-79 Provinsi Jawa Timur. (Wahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *