MOSKOW, RUSIA, HKS-News.com-

Jenama Indonesia RAEGITAZORO membuat gebrakan di Moscow Fashion Week, yang berlangsung dari tanggal 4 hingga 9 Oktober dengan menampilkan lebih dari 80 pertunjukan dalam jadwalnya. 

Label ini meluncurkan koleksi inovatifnya pada 4 Oktober, menampilkan deretan busana yang dirancang dari sisa-sisa kain bekas. 

Potongan-potongan kain neon diubah menjadi set pakaian futuristik yang selaras dengan misi sang desainer untuk mempromosikan kelestarian lingkungan.

Dengan peringkat Jakarta sebagai salah satu kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia pada tahun 2023, menurut perusahaan riset asal Swiss, IQAir, RAEGITAZORO bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang polusi lingkungan dan penggunaan sumber daya alam secara bijak. 

Bagi sang founder, Raegita Oktora, berpartisipasi di Moscow Fashion Week sangat penting bagi pertumbuhan brand ini. 

“Melalui keterlibatan kami di Moscow Fashion Week, saya yakin bahwa brand RAEGITAZORO akan semakin dikenal tidak hanya di Rusia, tetapi juga di pasar industri fashion dunia. Eksposur yang akan kami dapatkan dari acara ini ditambah dengan kolaborasi dan networking yang akan terbentuk di antara para peserta, baik dari Rusia maupun desainer internasional, diharapkan dapat meningkatkan visibilitas merek kami di secara global,” ujarnya.

Ajang ini juga menampilkan peragaan busana dari merek Tiongkok, KENSUN, yang merevitalisasi busana tradisional Tiongkok dengan menambahkan sentuhan kontemporer. 

Di antara para perancang Rusia, GAPANOVICH mendapatkan inspirasi dari tradisi Rusia Utara, XakaMa menciptakan kembali tren street style, dan Vestiare berfokus pada rancangan pakaian basic yang timeless.

Selain peragaan busana, program ini juga mencakup Market yang terbuka untuk pengunjung, festival World Fashion Shorts yang menampilkan film pendek tentang mode, serangkaian lokakarya, dan ruang pamer B2B profesional. 

Bersamaan dengan itu, BRICS+ Fashion Summit muncul sebagai platform utama untuk komunikasi dalam industri fesyen. Ali Charisma, Pendiri Indonesian Fashion Chamber, menyoroti pentingnya Summit ini bagi negara-negara berkembang. 

“Acara ini tidak hanya memperkuat suara mereka dalam dialog fesyen global, namun juga memfasilitasi peluang jaringan dan kolaborasi yang penting. Dengan menjembatani kesenjangan antara berbagai komunitas fesyen, pertemuan ini memungkinkan negara-negara berkembang untuk meningkatkan kekuatan mereka, menjawab tantangan bersama, dan membangun aliansi strategis yang dapat mendorong industri fesyen ke depan dalam skala global,” tukasnya.

Setelah BRICS+ Fashion Summit, para pemuka mode dari lebih dari 50 negara berkumpul untuk membentuk BRICS International Fashion Federation (BRICS IFF), yang menandai tonggak penting dalam evolusi ekonomi mode yang sedang berkembang. 

BRICS+ Fashion Summit mengukuhkan reputasi Moskow sebagai ibu kota mode kelima dan menciptakan platform dinamis bagi para profesional dari seluruh dunia untuk berbagi wawasan dan mengatasi tantangan industri yang relevan.

Moscow Fashion Week menjadi kesempatan yang sangat berharga bagi para brand baru dan brand yang sudah lebih dulu berkembang untuk memamerkan kreasi mereka dan berinteraksi dengan para klien potensial, yang secara efektif memperluas jangkauan mereka, melintasi batas negara.(Yul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *