SURABAYA, HKS-News.com – Keragaman yang terdapat di Indonesia tidak selamanya membuahkan kebaikan. Apalagi, luasnya wilayah Indonesia yang juga terdiri dari lautan dan daratan, terkadang menjadi kendala tersendiri, utamanya perihal pemerataan. Padahal, pendidikan yang merata lagi berkualitas menjadi salah satu kunci utama untuk kemajuan sebuah bangsa.Sudah menjadi rahasia umum bahwa peringkat sekolah terbaik mayoritas berada di Pulau Jawa. Lebih sempit lagi, bahkan hanya di daerah-daerah tertentu saja di Pulau Jawa. Akhirnya, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam pemerataan pendidikan, utamanya untuk daerah terpencil dan kurang terjangkau.

Dari masalah tersebut, program teranyar besutan Menteri Nadiem, Kampus Mengajar, diharapkan menjadi sebuah solusi konkret. Program tersebut dirancang untuk memberdayakan mahasiswa dalam membantu mengajar di sekolah-sekolah yang membutuhkan, sekaligus memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa.

Bukan hanya itu, Kampus Mengajar sangat erat sekali dalam dukungan Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khusunya SDGs nomor 4, yaitu pendidikan inklusif dan merata. Kampus Mengajar tentu saja sangat sejalan dengan upaya Pemerintah Indonesia yang terus mengupayakan pengurangan kesenjangan pendidikan antar daerah di tanah air.

Ada beberapa alasan mengapa program Kampus Mengajar menjadi langkah penting dalam mendukung pemerataan pendidikan di Indonesia. Pertama, Kampus Mengajar akan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil. Banyak sekolah pada beberapa daerah, utamanya di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), yang memiliki permasalahan akan sumber daya pengajar. Bukan hanya perihal kuantitas, melainkan kualitas pula. Dengan masukkan mahasiswa di sana yang membantu pengajaran, sekolah-sekolah akan mendapatkan suntikan tenaga pendidik yang segar bersemangat.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada guru-guru yang mengabdi sangat lama, untuk beberapa hal, mahasiswa tentu akan membawa konsep pengajaran baru, ide-ide kreatif, dan teknologi pendidikan yang lebih modern. Tentu saja, poin tersebut diharapkan akan meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam maupun di luar kelas, serta dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran.

Kedua, Kampus Mengajar memberikan pengalaman praktis yang berharga untuk mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya belajar tentang teori pendidikan di dalam kelas. Mereka dipaksa untuk terjun ke masyarakat dan berinteraksi dengan siswa, guru, dan masyarakat sekitar. Mereka akan mengetahui tentang realitas dari dunia pendidikan yang sebenarnya terjadi. Bukan hanya kemampuan praktikal yang bertumbuh, mahasiswa juga akan mendapatkan pengalaman sosial yang menjadi bekal untuk masa depannya nanti.

Mahasiswa akan belajar untuk beradaptasi dengan berbagai situasi. Dengan melihat realitas yang terjadi di dunia pendidikan, mahasiswa akan lebih peka terhadap permasalahan sosial yang timbul di sana. Sebenarnya, bukan hanya perihal pendidikan, secara tidak langsung, mahasiswa juga akan dihadapkan dengan kesenjangan-kesenjangan lainnya yang mereka rasakan sendiri. Seperti kesenjangan sosial, teknologi, hingga kesenjangan akses lainnya.

Ketiga, Kampus Mengajar akan memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dan masyarakat. Dengan program ini, perguruan tinggi dapat lebih memahami dan merespon kebutuhan nyata yang ada di masyarakat. Secara tidak langsung, kesenjangan antara kampus dan masyarakat dapat diminimalisir. Kampus yang selama ini kerap dilihat sebagai menara gading, akan mampu melihat masyarakat sebagai realitas yang perlu dipahami dan diapresiasi.

Di sisi yang lain, masyarakat juga dapat melihat kampus sebagai hal yang dekat dengan mereka. Kampus tidak lagi dianggap sebagai lembaga eksklusif untuk orang-orang pandai saja, namun sebagai lembaga yang menjangkau semua. Hal tersebut dapat mempererat hubungan baik antara kampus dan juga masyarakat.

Secara keseluruhan, Kampus Mengajar merupakan langkah inovatif yang mampu mempercepat akselerasi pendidikan di Indonesia, utamanya di daerah yang selama ini kurang terjangkau. Pemerintah tidak hanya bekerja seorang diri, melainkan ikut melibatkan mahasiswa sebagai agen-agen pendidik untuk menjangkau ranah terkecil dari pendidikan di negeri ini. Program ini akan meningkatkan optimisme pendidikan yang lebih merata untuk seluruh anak bangsa. (Wahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *