664 Perusahaan di Jatim Turut Raih Penghargaan dari Kemnaker
SURABAYA, HKS-News.com – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono meraih penghargaan Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terbaik Nasional Tahun 2024 dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI. Penghargaan tersebut merupakan yang keenam kalinya bagi Gubernur Jatim.
Sertifikat Penghargaan yang ditandatangani Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin kepada Pj. Gubernur Adhy yang diwakili Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekdaprov Jatim Benny Sampirwanto pada gelaran Naker Fest 2024 di Jakarta International Expo (Jiexpo) Kemayoran, Jumat (23/8).
Selain penghargaan Pembina K3 Terbaik, Pemprov Jatim melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jatim juga mendapatkan penghargaan sebagai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan PMI Terbaik Nasional dan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) terbesar nasional.
Atas raihan ini, Pj. Gubernur Adhy mengaku bersyukur karena dapat mempertahankan Pembina K3 Terbaik hingga keenam kali. Diketahui, Gubernur Jatim mendapatkan penghargaan kategori yang sama tersebut sejak tahun 2019 hingga 2024 ini.
“Alhamdulillah Penghargaan Pembina K3 terbaik nasional kembali diraih Jatim sejak tahun 2019,” ujar Adhy di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (24/8).
Penghargaan sebagai Pembina K3 terbaik nasional diberikan lantaran Pemprov Jatim senantiasa mendukung kebijakan Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kemnaker RI sebagai pemangku kebijakan K3 Nasional. Karenanya, Pj. Gubernur Adhy meminta agar seluruh pelaku dunia kerja menjadikan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai prioritas.
“Bekerja dengan pengabdian dan loyalitas tinggi itu luar biasa tetapi kesehatan dan keselamatan kerja itu harus menjadi prioritas,” tegasnya.
Adhy pun mengingatkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja menjadi faktor penting yang mempengaruhi produktivitas dalam bekerja. Menurutnya produktivitas yang tinggi akan menghasilkan output yang maksimal.
“Kalau keselamatan dan kesehatan pekerjanya terjamin, produktivitasnya juga pasti tinggi, karena pekerja pun akan merasa tenang dan nyaman bekerja,” ungkap dia.
Produktivitas yang tinggi tersebut, kata Adhy, mampu mengantarkan industri manufaktur berkontribusi mencapai 31,54 persen pada Triwulan I Tahun 2024 bagi Jatim. Angka ini terbilang sangat fantastis karena berhasil melampaui target industri manufaktur nasional yang sebesar 30 persen pada tahun 2045 mendatang.
“Industri manufaktur Jatim dinilai memiliki peran vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif di Jatim, saya yakin ini juga didukung dengan keselamatan dan kesehatan bagi pekerjanya,” tuturnya.
Selain itu, Pj. Gubernur Adhy juga menyoroti tentang tantangan dunia kerja yang saat ini semakin kompetitif. Digitalisasi dan daya saing menjadi hal yang tidak bisa diabaikan.
“Di samping itu semua pelaku dunia kerja harus beradaptasi dengan yang namanya digitalisasi, dan memiliki daya saing,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama sebanyak 664 perusahaan di Jatim juga menerima penghargaan dari Kemnaker RI. Di antaranya 262 perusahaan penerima penghargaan Kecelakaan Nihil, 339 perusahaan penerima penghargaan Sistem Manajemen K3 dan 63 perusahaan penerima penghargaan P2HIV AIDS.
Sementara itu, Wakil Presiden RI Ma’aruf menyampaikan bahwa digitalisasi menciptakan jenis-jenis pekerjaan baru yang sebelumnya tidak terpikirkan, hingga membuat pasar ketenagakerjaan di Indonesia makin kompetitif.
“Digitalisasi tidak hanya mengubah cara bekerja tapi juga memunculkan sejumlah pekerjaan baru. Teknologi digital membawa perubahan budaya dan kebiasaan kerja, budaya kerja yang semakin terbuka inilah yang menuntut pasar tenaga kerja untuk semakin kompetitif,” katanya saat membuka Naker Fest 2024.
Menurutnya, digitalisasi membuat pekerja dapat bekerja dan menghasilkan uang dari mana pun dan kapan pun. Hal lain yang menjadi perhatiannya adalah generasi Z atau gen Z yang sangat mudah beradaptasi dengan teknologi digital.
“Digitalisasi semakin meluas dan berkembang seiring dengan besarnya jumlah gen Z yang memasuki pasar kerja, tidak dapat dipungkiri keunggulan mereka dalam penggunaan teknologi digital,” pungkasnya. (Wahyu)