SURABAYA, HKS-News.com – Di penghujung tahun 2024, Rektor Universitas Airlangga (UNAIR) bersama para pimpinan Universitas menggelar urun rembuk Ketahanan Pangan dan Budaya Makan Bergizi. Kegiatan itu dikemas dalam bentuk talkshow dengan melibatkan pakar, praktisi hingga Badan Riset dan Inovasi Daerah pada Senin (30/12/2024) di Hall Kantor Manajemen Lantai 1, Kampus MERR-C Unair.

Para pembicara tersebut di antaranya, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prof Dr Bagong Suyanto Drs MSi dan Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Hewan, Prof Dr Mustofa Helmi Effendi drh DTAPH, Owner Ayam Bakar Pak D, Erik Marsudi Hutomo, Pimpinan Wilayah Perum BULOG Kantor Wilayah Jawa Timur Awaludin Iqbal, dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Timur, Dr Andriyanto SH MKes.

Rektor Unair, Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak mengatakan sudah selayaknya akhir tahun diisi dengan membangun ide dan gagasan menuju 2025 lebih baik lagi, khususnya dalam bidang pangan dan gizi. Gagasan dari para pakar, praktisi hingga pemerintah terkait akan memberikan kontribusi terhadap manajemen pangan dan budaya makan bergizi di masyarakat. Harapannya, dengan gelaran ini Unair dapat terus berkontribusi untuk berperan serta dalam pemberian makan bergizi di berbagai daerah.

“Jika ada ide atau gagasan yang menarik dari para narasumber kita hari ini dengan senang hati kita bisa sampaikan untuk menjadi bagian dari pandangan Universitas Airlangga dalam memasuki tahun 2025, khususnya di bidang pangan dan gizi,” ungkapnya.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi alam dan laut yang luar biasa, bahkan sumbernya pun juga tidak akan pernah habis. Namun yang menjadi persoalan Indonesia hari ini adalah tidak memiliki manajemen pangan yang bagus. Bahkan ketahanan pangan di Indonesia kalah dengan Vietnam.

“Hal itu dikarenakan kita tidak melibatkan kawan-kawan dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA). Bahkan, kita sering mendengar bahwa lautan kita itu penuh dengan garam, tapi garam saja masih impor. Bukan karena kita tidak bisa bikinnya melainkan karena kita tidak bisa mengatur pangannya,” ujarnya.

Hal itu membuat pasokan pangan jadi tidak menentu. Menurutnya, kultur pertanian harus diperbaiki. Anak-anak muda harus terlibat dalam kegiatan pertanian agar produktivitas pertanian di Indonesia semakin tinggi. Mereka dapat membawa perubahan positif dengan memanfaatkan teknologi, inovasi dan kreatifitas.

Tingkatkan Budaya Makan Bergizi

Selain itu, Prof Nasih juga berharap adanya budaya makan bergizi yang lebih baik lagi. Selama ini, banyak masyarakat mengonsumsi karbo yang berlebihan dari pada lauk pauknya. Sehingga, aspek gizi semakin berkurang. Pola-pola inilah yang didoktrin sejak kecil dan tertanam hingga saat ini.

“Bahkan sejak dalam masa pertumbuhan kita terlalu banyak makan nasi dari pada ikannya,” paparnya.

Menurutnya, tugas kita saat ini adalah mendorong produk-produk makanan bisa mencapai kadar gizi yang diperlukan. Hal itu berpotensi untuk mewujudkan target pemerintah dalam menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.(Wahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *