SURABAYA, HKS-News.com – Pemerintah Indonesia membuka peluang hilirisasi 26 komoditas sumber daya alam di Indonesia. Ke-26 komoditas tersebut meliputi delapan sektor. Di antaranya perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, mineral, batu bara, minyak, dan gas. Salah satu komoditas yang berpotensi besar untuk dihilirisasi yaitu rumput laut.
Menanggapi kebijakan ini, Annur Ahadi Abdillah S Pi M Si Ph D, dosen departemen kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) memberikan tanggapan. Dalam pernyataannya, dosen yang akrab disapa Hadi itu menyebut, pembukaan hilirisasi oleh pemerintah dapat meningkatkan diversifikasi produk rumput laut.
“Kebijakan hilirisasi membuka peluang pengolahan lebih lanjut rumput laut sebagai bahan mentah menjadi bahan setengah jadi maupun produk jadi. Saat ini komoditas rumput laut sebagian besar hanya terjual dalam bentuk bahan mentah. Jarang diolah menjadi bahan setengah jadi maupun produk jadi,” ujar Hadi.
Potensi Rumput Laut
Rumput laut memiliki harga yang relatif cukup tinggi daripada komoditas lainnya. Namun, apabila diolah maka harga jual produk rumput laut dapat meningkat. Dalam hilirisasi ini, harapannya rumput laut sebagai bahan mentah dapat diolah oleh industri dalam negeri sehingga nilai jualnya makin tinggi.
“Salah satu keunggulan Indonesia sebagai negara tropis yaitu memiliki jenis rumput laut Eucheuma cottonii yang hanya tumbuh di daerah tropis. Potensinya sangat besar untuk digunakan sebagai karagenan. Bila dapat diolah menjadi produk setengah jadi saja, nilai jualnya lebih tinggi dari bahan mentahnya,” ungkapnya.
Selain sebagai karagenan, rumput laut juga populer digunakan sebagai bahan makanan seperti agar-agar, dodol rumput laut dan lembaran nori. Selain itu, dalam industri kecantikan, rumput laut juga bisa menjadi bahan pengental. Kandungan selenium dalam rumput laut dapat berperan sebagai antioksidan yang baik bagi tubuh.
Urgensi Hilirisasi
Lebih lanjut, Hadi menyebutkan bahwa untuk dapat meningkatkan harga jual dari produk rumput laut, maka perlu hilirisasi. Pengolahan lanjutan ini perlu sebab banyak petani rumput laut yang hanya menjual bahan mentah. Dengan alasan merasa sudah cukup puas dengan harga yang mereka dapatkan.
“Dengan hilirisasi, harga jual dapat naik dengan proses pengolahan tambahan. Misal bahan mentah rumput laut dapat dikeringkan terlebih dahulu. Rumput laut kering ini memiliki harga yang lebih tinggi dari yang mentah. Apalagi jika dapat diolah lebih lanjut, pasti keuntungannya bisa lebih optimal,” ungkapnya.
Peran Perguruan Tinggi
Dalam menyukseskan hilirisasi ini, Hadi menyebutkan bahwa perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam meningkatkan popularitas serta diversifikasi produk rumput laut. Edukasi masyarakat perlu untuk mengenalkan rumput laut sebagai bahan makanan yang bergizi. Selain itu pembuatan produk dapat digencarkan melalui inovasi mahasiswa dalam rangka diversifikasi produk.
“Negara kita kaya akan rumput laut, kita dapat memanfaatkan rumput laut serta kita dapat sehat dengan rumput laut. Karena itu, mari kita bersama tingkatkan produk rumput laut agar semakin populer di masyarakat,” tutupnya. (Wahyu)