SURABAYA, HKS-News.com – Menjadi anggota legislatif di periode ke tiga, membuat Erma Susanti memiliki tugas yang tidak ringan. Terutama karena di Dapil VII yang meliputi Tulungagung dan Blitar ini, sebagian besar masyarakatnya memiliki profesi sebagai petani.

Sebagai wakil rakyat, politisi PDI-P ini berkewajiban untuk membantu membersihkan solusi kepada masyarakat yang sudah memberikan kepercayaan kepada nya.

“Masalah klasik yang dihadapi adalah pupuk. Pupuk subsidi ini merupakan permasalahan yang sangat vital, karena melibatkan hampir semua sektor. Mulai dari pemerintah, agen, Bulog dan petani. Regulasi yang selama ini diberlakukan, masih perlu dievaluasi,” terang Erma Susanti.

Menurut Erma Susanti, jika masalah pupuk bersubsidi masih blunder, sebaiknya pemerintah menuntaskan benang merahnya.

“Penyebaran yang tidak merata dan tidak sesuai dengan permintaan, membuat permasalahan yang serius, karena menyangkut pangan. Padahal Jawa Timur ini hasil panennya selalu surplus. Kalau kemudian pemerintah tidak serius menangani masalah pupuk ini, tentu akibat fatal nya adalah petani mengalami gagal panen,” sambungnya.

Wanita cantik berhijab yang selalu tampil penuh energik ini menegaskan. Pilihan kedua adalah membuat pupuk organik yang bisa diproduksi sendiri oleh petani.

“Tugas pemerintah adalah memberikan pelatihan cara membuat pupuk organik. Memberikan pilot project ke daerah tertentu, sebagai wawasan dan contoh yang akurat dari dampak penggunaan pupuk organik,” tukasnya.

Selain itu, pemerintah juga memberikan anggaran untuk spelling jika petani gagal panen diawal penggunaan pupuk organik.

“Sebenarnya, Indonesia memiliki banyak orang pintar yang bisa diajak kerjasama untuk menciptakan padi unggulan. Dari hasil riset dan uji coba ini, bisa dihasilkan pagi unggul yang bisa menjadi ikon dan impian mewujudkan Indonesia swasembada pangan,” pungkasnya. (Wahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *