SURABAYA, HKS-News.com – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat kolaborasinya dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS), Jumat (18/10/2024), di Gedung Rektorat ITS. Kerja sama ini mencakup pendirian Study Space dan Migas Corner yang akan menjadi pusat pengetahuan hulu migas dalam menyiapkan talenta berkualitas guna mendukung pengelolaan sektor energi di masa depan.

Penandatanganan pembangunan Study Space dan Migas Corner ini dilakukan oleh Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian ITS Agus Muhammad Hatta ST MSi PhD bersama Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko. Didampingi pula oleh Manajer Senior Pengelolaan Kerja Sama Direktorat Kerjasama dan Pengelolaan Usaha (DKPU) ITS Dr Farida Rachmawati ST MT, serta Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai SKK Migas Eka Bhayu Setta beserta jajaran pimpinan ITS dan SKK Migas lainnya.

Dalam sambutannya, Rudi menjelaskan bahwa pendirian Study Space dan Migas Corner di ITS ini ditargetkan akan memiliki peran strategis dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM), terutama di Jawa Timur. Menurutnya, Jawa Timur merupakan wilayah produksi minyak terbesar kedua di Indonesia, dengan lapangan Banyu Urip yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) sebagai salah satu penyumbang utama.

Rudi menambahkan, Migas Corner yang bakal didirikan tersebut nantinya akan menjadi pusat edukasi yang tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa ITS, tetapi juga bagi perguruan tinggi lainnya di Jawa Timur.

“Terlebih, Jawa Timur juga merupakan produsen gas terbesar kedua di Indonesia, setelah Papua Barat. Dengan kontribusi ini, Jawa Timur menjadi tulang punggung penting bagi produksi migas nasional,” paparnya.

Migas Corner yang akan dibangun di lobi Perpustakaan ITS ini dirancang menggunakan teknologi berbasis metaverse yang memberikan pengalaman interaktif bagi pengunjung. Terutama bagi mahasiswa agar bisa merasakan simulasi bekerja di anjungan lepas pantai secara virtual.

“Pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan peralatan produksi dan fasilitas operasional yang ada di rig, menghadirkan pengalaman belajar yang imersif dan mendalam,” jelas Rudi.

Selain itu, lanjutnya, penggunaan teknologi multimedia memungkinkan perangkat lunak di Study Space yang dibangun di lantai 2 Perpustakaan ITS akan diperbarui agar selaras dengan perkembangan teknologi terbaru di sektor hulu migas. Dengan pembaruan ini, mahasiswa bisa mempelajari teknologi produksi terkini dan tetap esensial yang diterapkan di lapangan, seperti teknik eksplorasi mutakhir atau manajemen rantai suplai energi.

Menyambung pembicaraan Rudi, Wakil Rektor IV yang akrab disapa Hatta turut mengapresiasi kerja sama dengan SKK Migas ini. Ia berharap sinergi yang terjalin dapat semakin kuat untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkontribusi langsung bagi industri strategis nasional.

“ITS terus siap berkolaborasi dalam menyiapkan SDM unggul yang kompeten untuk menghadapi tantangan di sektor migas dan energi,” ujarnya.

Hatta menekankan bahwa gas bumi memiliki potensi besar untuk mendukung inovasi dan mendorong efisiensi energi di berbagai sektor. ITS saat ini telah menjalin kolaborasi dengan sejumlah pihak, baik dari industri maupun pemerintah untuk memaksimalkan pemanfaatan gas.

“Kami ingin mengembangkan solusi energi yang lebih murah dan ramah lingkungan dengan penggunaan yang maksimal,” ungkap dosen Departemen Teknik Fisika ITS ini.

Lebih lanjut, Hatta mengungkapkan bahwa ITS memandang penggunaan gas sebagai pilihan yang relevan dan prospektif untuk masa depan. Terutama mengingat ketersediaannya yang lebih terjamin dan lebih ekonomis dibandingkan dengan beberapa sumber energi konvensional.

“Dengan kolaborasi Study Space dan Migas Corner ini, kita harap bisa menciptakan ekosistem energi yang lebih berkelanjutan dan mendukung ketahanan energi nasional,” tandasnya optimistis.

Dengan berdirinya Study Space dan Migas Corner di ITS, kolaborasi antara SKK Migas dan ITS diharapkan mampu meningkatkan kualitas SDM dan mendorong inovasi di sektor hulu migas, sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional. Dengan sinergi yang kuat antara akademisi dan industri ini diharapkan pula menjadi katalis bagi pengembangan energi nasional yang mandiri dan berdaya saing. (Wahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *