SURABAYA, HKS-News.com – Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Hakim, calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur, mendapat hasil survei paling rendah di antara pasang calon lainnya, yakni 2,2 persen menurut Lembaga Survei Poltracking Indonesia.
Menanggapi hasil itu, Luluk tidak mau ambil pusing. Menurutnya, survei tersebut dilakukan beberapa saat setelah Luluk-Lukman mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur pada Kamis (29/8/2024).
“Kita woles aja. Tidak ada persoalan karena survei itu dilakukan beberapa hari setelah kami mendaftar, sehingga masyarakat Jatim belum banyak yang tahu kami,” ujar Luluk di sela Car Free Day (CFD) Jalan Darmo, Surabaya, Minggu (22/9/2024).
Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyatakan, saat ini timnya fokus memperkuat konsolidasi di sejumlah daerah dan memperkuat mesin politiknya.
Menurut Luluk, masih ada potensi untuk meningkatkan elektabilitas bersama Lukman sebelum hari Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak pada 27 November mendatang.
Sebab, pasangan yang dikenal dengan akronim Luman (Luluk-Lukman) ini memiliki irisan pemilih yang sama dengan Khofifah Indar Parawansa, cagub petahana, yakni kalangan Nahdliyin. Ceruk pemilih itu bisa dimanfaatkan oleh mesin politik Luman.
“Kita lakukan sosialisasi sekencang-kencangnya. Kita terus konsolidasi kepada pendukung di 38 kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur. Semua kekuatan di semua level sudah bergerak hingga ke ranting-ranting,” ungkap Luluk.
Sebagai informasi, Lembaga Survei Poltracking Indonesia merilis hasil survei para kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur melalui channel YouTube-nya pada Kamis (19/9/2024).
Hasilnya, dalam simulasi surat suara, elektabilitas Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak sebagai calon petahana unggul jauh di angka 57,3 persen.
Kemudian disusul pasangan Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) dengan nilai 22,7 persen. Sedangkan di posisi terakhir ada Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Hakim dengan angka 2,2 persen.
Hanta Yuda AR, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, mengatakan elektabilitas ketiga paslon ini masih bisa berubah sebelum hari pemungutan suara Pilkada Serentak 2024 pada 27 November mendatang.
Sebab, jumlah undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan kepada tiga paslon masih cukup besar, yakni 17,8 persen.
Hasilnya, dalam simulasi surat suara, elektabilitas Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak sebagai calon petahana unggul jauh di angka 57,3 persen.
Kemudian disusul pasangan Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) dengan nilai 22,7 persen. Sedangkan di posisi terakhir ada Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Hakim dengan angka 2,2 persen.
“Penantang Risma-Gus Hans ada potensi untuk tumbuh di angka 22,7 persen, dan yang ketiga Bu Luluk relatif sangat rendah. Saya kira agak sulit untuk mengimbangi dua kekuatan ini,” kata Hanta Yudha.
Sebagai informasi, survei Poltracking Indonesia dilakukan pada 4-10 September 2024 dengan metode multistage random sampling, dan pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka.
Survei dilakukan di 38 kabupaten/kota di seluruh Jatim. Total ada 1.200 responden, dengan tingkat margin of error di angka 2,9 persen dan tingkat kepercayaan di angka 95 persen. (Wahyu)