SURABAYA, HKS-News.com – Anggota DPRD provinsi Jatim Fauzan Fu’adi MKom mengungkapkan, bahwa persoalan yang saat ini masih menjadi perhatiannya terkait nasib para guru di pedesaan, dan juga kelangkaan pupuk subsidi.
“Saya dipilih oleh masyarakat Dapil 12 yang meliputi Bojonegoro dan Tuban. Apa yang menjadi aspirasi dari Bojonegoro dan Tuban itu yang pasti akan menjadi konsentrasi skala prioritas saya. Misalnya masyarakat bicara soal kesejahteraan guru di level pedesaan atau kelurahan. Guru-guru yang mengajar di madrasah Diniyah, mereka-mereka yang ngajar ngaji Alquran di surah-surah kampung, mereka kan selama ini luput dari perhatian pemerintah, itu tentu yang akan kita suarakan,” terang ketua fraksi PKB DPRD provinsi Jatim ini.
Fauzan menuturkan, di Bojonegoro dan Tuban, sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Lalu kalau misalnya ada yang sudah pasti menyuarakan soal kelangkaan pupuk, kemudian harga jual hasil-hasil pertanian yang cenderung menurun sehingga petani mengalami kerugian.
“Itu kan tentu akan menjadi fokus konsentrasi saya saat ini. Kalau isu daerah misalnya terkait dengan infrastruktur, soal anak muda, soal perempuan ya tentu akan tergantung kepada sejauh mana isu itu berkembang dan disikapi oleh pemerintah,” sambungnya.
Menurut Fauzan, salah satu produk unggulan petani adalah Tembakau yang memang menjadi ciri khas Bojonegoro dan itu kolaborasi antara pemerintah Kabupaten dan pemerintah provinsi harus dibangun.
“Sebagai aspirator dari Bojonegoro. Saya akan bawa ini ke provinsi ya, sambil jalanlah. Di musim kemarau isu-isu pengairan di Bojonegoro juga sudah sering kali disuarakan, ya namanya anggota legislatif, saya hanya mengawal, menginspirasikan aspirasinya masyarakat itu agar menjadi kebijakan. Kita bukan eksekutor, dan memastikan ketersediaan anggaran terpenuhi,” tuturnya.
Bojonegoro itu ada 28 kecamatan, diatasi bagian timur yang bagian barat juga harus diatasi, supaya tidak muncul kecemburuan sosial di tengah masyarakat. Pada saat yang sama di utara perbatasan dengan Tuban, yang Selatan yang berbatasan dengan Nganjuk, juga nanti sama-sama di perjuangkan.
“Sehingga satu tarikan nafas isu kesenjangan antar wilayah di Bojonegoro itu dapat dijawab,” tukasnya.
Beberapa masalah di sektor pertembakuan, Fauzan menganjurkan agar petani maupun pabrik turunan tembakau, memiliki asuransi.
“Ya harusnya teman-teman tidak hanya tembakau hasil panen itu yang memang harus di asuransikan. Karena kita menghadapi situasi alam yang tidak menentu. Termasuk hasil pertanian yang saat ini juga mengalami kekeringan sehingga bisa dipastikan akan gagal panen.
Saya juga menyampaikan untuk pengairan irigasi yang memang sangat dibutuhkan. Pentingnya kolaborasi tadi antara pemerintah daerah dan provinsi, juga keterlibatan pusat di kementerian pertanian, adalah untuk mengatasi rencana dibangunnya waduk tadah hujan. Jadi kalau musim hujan tidak kebanjiran, kalau musim kemarau tidak kekeringan,” sahutnya.
“Sebagai Kader partai politik keuntungan yang kita miliki adalah di tingkat nasional ada yang jagain, ada juga yang menyuarakan di provinsi. Kemudian ada di Kabupaten, kami juga mendorong teman-teman untuk mencari solusi. Karena problem di tengah masyarakat itu tidak semata-mata hanya memberikan solusinya apa, tetapi mau disampaikan ke mana masalah yang mereka hadapi itu.
Saya kebetulan belum terlalu dalam dengan kompleksitas persoalan yang muncul apa saja, itu kan perlu kajian tersendiri ya. Perlu duduk bareng langsung dengan kelompok-kelompok Tani dan berbagai elemen masyarakat untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul,” pungkasnya. (Wahyu)