SURABAYA, HKS-News.com – Agenda akbar The 13th International Convention of Asia Scholars (ICAS) resmi berakhir pada Kamis (1/8/2024). Universitas Airlangga (UNAIR) melalui Airlangga Institute of Indian Ocean Crossroads (AIIOC) menjadi tuan rumah acara yang telah berlangsung sejak Minggu (28/7/2024) itu.

ICAS 13 berlangsung berkat hubungan kerja sama yang baik antara Unair melalui AIIOC dengan International Institute for Asian Studies (IIAS), yang berpusat di Belanda. Meski ICAS 13 telah berakhir, hal ini tidak menghentikan jalinan kerja sama antara Unair dengan IIAS.

Philippe Peycam, Direktur IIAS, mengatakan bahwa langkah selanjutnya adalah bersama-sama mengembangkan AIIOC menjadi unit yang lebih besar. Awal mulanya AIIOC berdiri sebagai proyek kerjasama Unair dengan IIAS.

“Selanjutnya kami akan kembali bekerja sama untuk menjadikan AIIOC menjadi unit yang sukses, tidak hanya bagi industri, tapi Pemerintahan Indonesia,” katanya.

Philippe melihat bahwa AIIOC punya potensi untuk semakin memberikan kebermanfaatan lebih banyak pada khalayak luas. Terlebih lagi ICAS 13 telah menjadi tonggak awal perkembangan AIIOC yang sangat pesat.

“AIIOC itu punya potensi untuk tidak hanya memberikan manfaat pada Unair, Kota Surabaya, atau Jawa Timur saja. Tapi bermanfaat bagi Indonesia dan seluruh dunia,” ujarnya.

Bidik Potensi Kerja Sama

Salah satu potensi kerja sama lanjutan yang dibidik oleh Unair dan IIAS adalah penyelenggaraan program fellowship. Program ini akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menempuh studi lanjut di luar negeri.

“Fellowship akan memudahkan masyarakat Indonesia untuk melakukan berbagai aktivitas, misalnya melanjutkan studi PhD ke luar negeri dan kembali ke negara asal setelah melalui proses fellowship,” tutur Philippe pada Kamis (1/8/2024).

Fellowship dapat mempermudah pertukaran ilmu pengetahuan dari berbagai bidang disiplin ilmu. Philippe yakin bahwa AIIOC bisa berkembang menjadi pusat studi sebesar IIAS, yang telah terlebih dahulu berkembang pesat menjadi pusat studi Asia terbesar.

“Banyak orang ingin mengunjungi IIAS yang datang dari seluruh penjuru dunia. Begitu pula AIIOC, punya kesempatan menjadi pusat studi lintas disiplin yang besar. Apalagi mereka telah berhasil menyelenggarakan ICAS 13 dengan berfokus pada pembelajaran, perbincangan, hingga penelitian ilmu lintas disiplin,” terangnya.

Obsesi Meningkatkan Reputasi

Lebih lanjut, Philippe mengungkapkan kekagumannya kepada Unair atas kerja sama yang berlangsung. Semangat Unair dalam upaya meningkatkan reputasi mendapatkan acungan jempol dari Philippe.

“Unair selalu terobsesi untuk meningkatkan reputasinya, berbagai upaya dilakukan salah satunya meningkatkan kualitas pembelajaran. Jika Unair tidak memiliki obsesi itu bisa saja jalinan kerja sama kami tidak berlangsung,” ungkapnya saat wawancara eksklusif.

Potensi AIIOC

Philippe yakin dalam kurun waktu lima hingga sepuluh tahun mendatang, AIIOC akan semakin harum namanya di seluruh penjuru dunia. AIIOC yang semakin besar akan mempermudah pertukaran ilmu pengetahuan antar negara.

“Kalau ingin menambah pengetahuan tentang Eropa, orang Eropa bisa datang ke AIIOC tanpa masyarakat Indonesia harus ke Eropa. Meski begitu hal ini membutuhkan proses yang panjang, tapi dengan kerja sama saya percaya hal ini bukan suatu yang mustahil,” tegasnya.(Wahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *