SURABAYA, HKS-News.com – Wakil ketua DPD PDI-P Jatim Hari Putri Lestari SH MH, adalah salah satu anggota DPRD provinsi Jatim yang tidak melanjutkan di periode kedua saat Pileg 14 Februari 2024 yang lalu.
Meskipun tidak lagi berkiprah di gedung Indrapura, HPL, panggilan akrab Hari Putri Lestari, tetap memiliki semangat untuk memberikan pengabdian terbaiknya bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Jabatan itu ada masanya berakhir. Semua orang juga akan mengalami pensiun, cepat atau lambat. Bagi saya jabatan itu bisa dibatasi, tetapi pikiran saya, tenaga saya, pengalaman-pengalaman maupun ilmu yang saya miliki akan saya implementasikan secara sukarela kepada masyarakat. Jadi saya dedikasikan semua yang saya miliki untuk masyarakat yang membutuhkan,” tegas anggota komisi A DPRD provinsi Jatim ini.
“Selama kita sehat jasmani dan rohani, saya akan tetap sumbangkan tenaga dan pikiran saya melalui kegiatan apa saja. konsultasi gratis, advokasi gratis, bahkan saya juga siap memberikan pendampingan bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum,” sambung wanita cantik yang selalu tampil penuh energik ini.
HPL mengakui hingga saat ini pihaknya masih aktif menjadi pengurus Partai. Karena itu, HPL menegaskan jika dirinya sangat tertarik dan berkeinginan kuat untuk memberikan pendidikan politik kepada kalangan Milenial dan GenZi.
“Saya bertekad mendedikasikan ilmu yang saya miliki untuk memberikan pendidikan politik kepada kalangan Milenial dan GenZi. Karena persoalan bangsa Indonesia saat ini adalah Darurat Demokrasi. Pendidikan politik sangat penting agar masa depan bangsa Indonesia yang nantinya berada di tangan kalangan Milenial dan GenZi ini, bisa menjadi negara yang besar dan benar-benar menjunjung demokrasi berkebangsaan dengan menjunjung tinggi NKRI,” tukasnya.
Menurut HPL, jika kalangan Milenial dan GenZi memahami dinamika politik, mereka akan mengerti dan benar-benar merasakan betapa sulitnya mencari calon presiden, calon DPR RI, calon DPRD provinsi dan kabupaten kota. yang cerdas, jujur, berdedikasi untuk kesejahteraan masyarakat dan bermartabat.
“Jika mereka sudah tahu, mereka akan berhati-hati dalam memilih calon pemimpin bangsa ini. Rekam jejak para calon harus dipelajari, dan mereka tidak mudah diiming-imingi jabatan dan uang. Menjadi generasi yang bermartabat. Generasi cinta NKRI. Tidak melakukan Money Politics ketika berkesempatan menjadi calon Legislatif maupun Calon pemimpin daerah. Karena mereka menyadari dampak dari Money Politics adalah Korupsi. Salah satu mencegah terjadinya korupsi adalah menjadikan orang-orang yang pintar dan jujur serta berdedikasi untuk menjadikan Indonesia menjadi negara yang besar dan bermartabat,” pungkasnya.(Wahyu)