SURABAYA, HKS-News.com-
Bermain layang-layang, biasanya menjadi salah satu kegiatan yang seru dan mengasyikkan untuk menghabiskan waktu liburan sekolah, bahkan terkadang orang tua pun ikut serta.
Belajar dari kebiasaan menghabiskan masa liburan sekolah sebelumnya, PLN UPT (Unit Pelaksana Transmisi) Gresik bekerjasama dengan Polsek Tandes, menggiatkan tinjauan langsung ke daerah perkampungan di daerah Balongsari, Tandes Surabaya, untuk memastikan permainan layang-layang ini tidak berbahaya terhadap penyaluran listrik.
General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM) Amiruddin menerangkan, petugas berpatroli pada jalur tower transmisi.
“Patroli dilakukan pada sepanjang jalur SUTT 150 kV Surabaya Barat – Darmo grande, bertujuan memberikan edukasi bahayanya jika layang-layang diterbangkan dekat dengan tower transmisi, termasuk dapat menjadi penyebab terganggunya sistem kelistrikan apabila layang-layang putus dan mengenai jaringan tower transmisi. Apalagi dalam musim liburan sekolah saat ini, setiap hari petugas mendatangi langsung jika terlihat pemain layang-layang berada di sekitar wilayah tower transmisi,” terangnya dalam keterangan tertulis. Senin (8/7/2024).
Amiruddin menambahkan, imbauan kepada masyarakat untuk tidak bermain layang-layang dekat jaringan listrik terus dilakukan oleh pihaknya.
“Upaya beragam dilakukan untuk pendekatan ke anak-anak dan masyarakat sekitar, agar pesan yang disampaikan oleh PLN bisa diterima dan dimengerti, karena potensi yang ditimbulkan apabila bermain layang-layang di sekitar jaringan SUTT/SUTET dapat membahayakan masyarakat sekitar serta mengganggu pasokan listrik kepada pelanggan,” paparnya.
PLN pun meminta masyarakat khususnya anak-anak yang memiliki kegemaran bermain layang-layang bisa melakukan kegiatan tersebut di tempat yang lebih aman dan terbuka seperti tanah lapang yang jauh dari infrastruktur kelistrikan.
“Edukasi diberikan dengan menjelaskan gambaran Peduli Bahaya Listrik Tegangan Tinggi terkait komponen pada layang-layang yakni benang layang-layang yang terbuat dari kawat atau benang basah dapat menghantarkan listrik sehingga dapat membahayakan baik untuk pemainnya dan orang disekitarnya, dan lebih luas lagi berdampak pada gangguan penyaluran lisrik”, tuturnya.
“Apabila masyarakat telah memahami, bermain layang-layang dapat dilakukan dengan aman, jauh dari infrastruktur kelistrikan, dan menggunakan bahan yang tidak membahayakan. Sehingga anak-anak tetap bisa bermain untuk mengisi liburan sekolah, peralatan aman dan pasokan listrik kepada pelanggan tetap andal”, pungkas Amiruddin.(Yul)