SURABAYA, HKS-News.com-

Di tengah Ibadah Haji-nya di Tanah Suci Makkah, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menyempatkan diri berziaran ke Ma’la. Ini merupakan tempat di mana istri Rasulullah Muhammad SAW, Sayyidah Khadijah RA dimakamkan.

“Alhamdulillah. Setelah Thowaf Wada’ (penanda akan meninggalkan Kota Makkah), saya berkesempatan ziarah ke Ma’la. Tempat di mana Sayyidah Khadijah RA dimakamkan. Di tempat ini pula KH. Maimun Zubair dimakamkan beberapa tahun lalu. Banyak ulama besar seperti Sayyid Abbas bin Alawy Al Maliki Al Hasani juga dimakamkan di sini,” ujar Khofifah, Jumat (28/6/2024).

Khofifah mengatakan, jejak perjuangan keilmuan dan keummatan para ulama begitu luar biasa. Begitu pula Sayyidah Khadijah RA, di mana semua jejak perjuangan, pengorbanan, ketaqwaan serta keihlasannya menjadi referensi besar untuk dijadikan pedoman hidup. 

“Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kita untuk mengikuti teladan beliau. Amin,” imbuh gubernur perempuan pertama di Jawa Timur tersebut.

Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, Sayyidah Khadijah RA merupakan penghubung perempuan ahli surga. Karena itu, ia berharap semua umat Muslim khususnya Muslimat bisa meneladani.

“Beliau (Khadijah RA) adalah seorang pejuang tauhid kaya raya, yang wafatnya menjadi sebab Baginda Nabi berduka tiada tara, sampai harus dihibur oleh Allah dengan perintah hijrah ke Madinah,” ujar Khofifah yang juga menjadi Pembina Yayasan Pendidikan Khodijah Surabaya tersebut.

Sejarah mencatat bahwa dalam perjuangan Rasulullah SAW, Sayyidah Khadijah Al Kubro menjadi sosok yang sangat penting. Dialah Sang Ummahatul Mukminin, ibunya orang orang mukminin seluruh dunia.

“Ketika saya berziarah ke Makbaroh perempuan hebat penopang perjuangan Rasulullah SAW ini terbersit mengapa Allah SWT sampai berkirim salam melalui Malaikat Jibril. Itu karena mulianya Beliau (Khadijah). Rasanya kita ingin seperti Beliau, menjadi perempuan pejuang penuh taqwa dan ihlas,” ungkap Khofifah.

Ketika berdoa di dekat pagar pusara Sayyidah Khadijah RA, terbersit di dalam hati Khofifah bahwa dalam perjuangan perlu kekuatan ekonomi sehingga bisa menguatkan prinsip dakwah perjuangan “Bi amwalikum Waanfusikum”.

“Saya menjadi lebih bersemangat dan Insyaallah terus mengabdi pada perjuangan diniyah, insaniah dan ilahiyah, amanah sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan dan Sosial Khadijah di Surabaya,” tuturnya.

Sosok sentral perempuan yang makamnya tak jauh dari makam KH Maimun Zubair itu juga dipakai oleh falsafah barat, only respected man, respect the woman. Artinya, hanya laki laki terhormatlah yang bisa menghargai perempuan.

“Ketahuilah jawabnya mengapa Rasulullah SAW yang agung itu menghargai dan sangat mencintai Siti Khadijah karena memang Rasulullah, manusia termulia sejati atau the pure respected man,” pungkas Khofifah.(Yul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *