Potret Lina Nugraha Rani SE MSEI, Dosen Ekonomi Islam FEB Unair
SURABAYA, HKS-News.com – Di tengah fluktuasi nilai mata uang fiat dan ketidakpastian ekonomi global, beberapa pihak mengusulkan penggantian mata uang konvensional dengan emas. Gagasan itu menarik perhatian banyak orang karena emas dianggap memiliki nilai intrinsik yang stabil. Namun, langkah tersebut juga menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai kelayakan dan dampaknya terhadap perekonomian modern.
Dosen Ekonomi Islam FEB Unair Lina Nugraha Rani SE MSEI mengatakan bahwa mata uang emas memiliki beberapa keunggulan dibandingkan uang fiat. Secara fisik, emas tidak mudah hancur serta mampu bertahan disimpan dalam jangka waktu yang lama.
“Emas memiliki nilai intrinsik, terbukti memiliki tingkat harga yang stabil dari tahun ke tahun, mampu menjadi pelindung nilai ketika inflasi, dan pelindung aset ketika terjadi ketidakpastian perekonomian,” ujarnya.
Sejarah Standar Emas
Fina juga mengutip sejarah penggunaan emas yang merujuk pada penelitian tentang penggunaan dinar dan dirham dalam perdagangan Arab sebelum masa Islam. Emas dan perak telah menjadi bagian integral dari sistem ekonomi sejak zaman dahulu, dengan nilai yang ditentukan oleh beratnya bukan hanya nominalnya. Namun, penggunaan uang fiat yang lebih mudah dicetak dan dianggap lebih praktis telah menggantikan peran emas dalam sistem keuangan modern.
“Sebelum kemunculan Islam, emas dan perak telah digunakan oleh bangsa Lydia sejak tahun 570-546 SM sebagai alat tukar. Praktik ini diikuti oleh bangsa Yahudi dan Yunani, dan kemudian oleh bangsa Romawi dengan uang emas Denarius,” katanya.
Dampak Potensial
Emas memiliki kelebihan dalam nilai intrinsiknya dan mampu menjadi pelindung ketika terjadi inflasi. ia mengatakan bahwa penggunaan mata uang emas memiliki peluang dalam memberikan solusi atas permasalahan inflasi yang disebabkan oleh penggunaan uang fiat. Namun, penerapan uang berbasis emas memerlukan upaya yang cukup tinggi dan tantangan besar, terutama jika tidak semua negara menggunakannya.
Tantangan Kembali ke Emas
Menurut Lina, meskipun emas memiliki banyak keunggulan, penerapan kembali standar emas dalam perekonomian global saat ini memerlukan persiapan yang sangat tinggi. “Ini merupakan tantangan besar bagi sebuah negara dan bank sentral. Semua negara harus menerapkan sistem dinar emas secara bersamaan untuk mendapatkan manfaat optimal. Jika hanya satu negara yang menerapkannya, sistem tersebut tidak akan efektif,” jelasnya.(Wahyu)