SURABAYA, HKS-News.com – Rangkaian acara Airlangga Summer Course 2024 masih berlanjut. Dalam rangka mewujudkan SDGs nomor 1, 3, dan 14, sebanyak 32 mahasiswa Universiti Utara Malaysia (UUM) dan 12 mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) melakukan pengabdian masyarakat (pengmas). Kegiatan itu berlangsung di Desa Kwanyar Barat, Bangkalan, Madura, dan Pantai Kenjeran, Kamis-Jumat, (23-24/5/2024). 

Terletak di sekitar pesisir pantai, desa Kwanyar Barat juga disebut dengan kampung nelayan. Oleh karena itu, pengmas itu juga menyasar UMKM dan olahan hasil laut. Selain itu, juga ada pendampingan sertifikasi halal, medical check up gratis, dan pelatihan digital marketing melalui akun instagram atau shopee di Madura, serta bersih-bersih pantai di Pantai Kenjeran.

“Saya harap kolaborasi mahasiswa UNAIR dan UUM ini dapat melakukan pengabdian masyarakat dengan lancar, sehingga nantinya masyarakat disini dapat memiliki sertifikasi halal untuk usahanya dan mudah untuk memasarkan usahanya,” papar Noven Suprayogi SE MSi Ak selaku ketua pelaksana kegiatan Airlangga Summer Course 2024.

Pendampingan Sertifikasi Halal
Noven mengatakan bahwa produk yang dihasilkan masyarakat adalah olahan hasil laut yang memiliki beberapa bahan campuran, sehingga memerlukan sertifikasi halal. Ada 18 UMKM yang menerima pendampingan sertifikasi halal itu. 

Mereka melakukan pendampingan mulai dari pengisian form sertifikasi halal mandiri, hingga input data dan bukti serta wawancara. Kegiatan itu sekaligus menjadi edukasi pentingnya sertifikasi halal, syarat dan ketentuannya, dan manfaat dari adanya sertifikasi halal bagi UMKM.

Pelatihan Pemasaran Digital

Menurutnya, produk hasil laut di Desa Kwanyar Barat memiliki potensi besar untuk dijual dalam lingkup daerah yang lebih luas. Warga sekitar mengaku, produk mereka sudah biasa diperjualbelikan secara curah dan cakupannya hanya daerah sekitar rumah. Selain itu, packaging yang mereka gunakan juga masih terlalu sederhana. Hal itu menyebabkan hasil laut mereka memiliki harga yang jauh lebih murah dari harga pasaran.

“Produk saya ini ya sudah dibungkusnya pake plastik gitu aja mbak. Kalo nggak, pake karung. Beberapa produk saya juga biasanya saya jual ke pelanggan dari Jember atau Jombang,” ungkap Nurul dan suaminya, salah satu pemilik UMKM ikan asin.

Oleh karena itu, enam kelompok yang datang ke kampung nelayan ini datang ke home industry dengan produk yang berbeda-beda untuk memberikan pelatihan pemasaran digital. Kelompok-kelompok itu memberikan informasi tentang cara penjualan dan pendistribusian dengan aplikasi Shopee. Salah satu aplikasi yang sedang ramai digunakan oleh masyarakat Indonesia.(Wahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *