SURABAYA, HKS-News.com – Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Jawa Timur Bobby Soemiarsono menghadiri Kick Off Pelaksanaan Horticulture Development in Dry Land Areas Sector Project (HDDAP) di Hotel JW Marriott, Surabaya, Kamis (16/5).
Acara ini merupakan program dari Kementerian Pertanian RI yang mengkonsolidasikan 10.000 lahan kering dan petani hortikultura. Di mana, ini akan dilakukan di 13 kabupaten di 7 provinsi. Termasuk di dalamnya Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, dan NTT.
Plh Gubernur Bobby mengatakan, Jawa Timur sangat kaya akan potensi hortikultura. Dan program yang akan dilaksanakan di Gresik, Lumajang, dan Sumenep ini akan memberikan dampak yang sangat signifikan bagi peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat Jawa Timur.
“Tujuan akhir dari HDDAP ini meningkatkan kesejahteraan petani. Bagaimana ini lahan kita tidak hanya profitable, tapi juga bankable. Jadi dukungan ini akan mempermudah para petani kita mengembangkan usahanya,” katanya.
Nantinya, Kab. Lumajang akan berkontribusi pada produksi pisang, manggis, dan kentang; Kab. Gresik fokus di kunyit dan cabai; sedangkan Sumenep akan lebih banyak memproduksi pisang, bawang merah, serta cabai.
Plh Gubernur Bobby berharap, Jawa Timur dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kontribusinya di tingkat nasional serta mampu memenuhi kebutuhan pasar ekspor. Untuk itu, dibutuhkan sinergitas dari semua pihak yang terlibat.
“Para bupati kita akan menyiapkan lahan yang menjadi satu kesatuan dan tidak terpisah. Jadi untuk program ini harus satu lokasi, untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan dari program ini,” katanya.
Hal tersebut baginya sangat mungkin dilakukan, mengingat kondisi sektor pertanian di Jawa Timur yang cukup baik. Ini ditunjukkan dengan luas baku sawah daerah sebesar 1.214.909 hektar dengan sawah irigasi 649.808,10 hektar atau 53,50%. Selain itu, rumah tangga usaha pertanian yang dimiliki Jatim juga mencapai 5.163.979 rumah tangga.
Pada tahun 2023, angka PDRB Jawa Timur atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2.953.546,91 miliar dengan kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 11,04 persen. Ini termasuk salah satu sektor dengan kontribusi tertinggi setelah sektor industri pengolahan dan perdagangan besar.
Sementara itu, Plt. Sekretaris Jenderal Kementan RI Prihasto Setyanto mengatakan bahwa HDDAP ini juga sejalan dengan program Makan Siang Gratis yang diusung presiden terpilih. Sehingga, hasil dari HDDAP dapat membantu merealisasikan misi tersebut.
“Untuk itu kita butuh pengawasan semua pihak dalam hal ini. Dari mulai pusat hingga daerah kita libatkan semua. Di samping itu, kita juga butuh petani millenial yang progresif dan punya kemampuan untuk menyukseskan program ini,” katanya.
Di akhir, ia menerangkan bahwa target untuk setahun ke depan adalah menyiapkan infrastruktur dan sarana. Saat semua fondasi sudah kuat, akan dimulai usaha untuk menghasilkan produk holtikultura yang bankable.(Wahyu)