SURABAYA, HKS-News.com-
Sekretaris DPD PDI-P Jatim DR Sri Untari MAP mengungkapkan keprihatinannya akan maraknya kekerasan terhadap perempuan, terutama anak-anak dibawah umur yang dilakukan oleh sebagian besar orang terdekat.
Untuk itu pihaknya mengimbau agar setiap keluarga melakukan komunikasi yang intensif terhadap anggota keluarganya. Terutama kepada anak perempuan yang menginjak remaja, atau bahkan anak-anak perempuan.
“Orang tua perlu belajar, belajar bagaimana mendidik anak dengan baik, bagaimana melakukan komunikasi yang asyik antara anggota keluarga. Sedari dini, kita ajarkan untuk selalu berbagi dengan sesama, berlaku jujur dan miliki kepedulian terhadap sesama,” terang ketua fraksi PDI-P DPRD provinsi Jatim ini.
Yang lebih ideal adalah memberikan pengetahuan bagaimana membina keluarga yang Sakinah Mawadah Warohmah, sejak sebelum menginjak pernikahan.
“Pemerintah harus memberikan ruang untuk melakukan sosialisasi kelas parenting bagi pasangan yang akan menikah. Karena dengan memiliki pengetahuan bagaimana mendidik anak, merawat mereka dengan penuh kasih sayang, mengajari anak-anak hal yang baik dan bermanfaat, maka disamping pernikahan akan berumur panjang, juga untuk meminimalisir terjadinya kejahatan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak,” tukasnya.
Ketua Dekopin RI ini mengingatkan, orang tua itu sebenarnya adalah Predator. Ketika orang tua melakukan kekerasan, sebenarnya dia memberikan sumbangan kepada anaknya untuk berbuat kekerasan terhadap orang lain yang tidak sesuai dengan keinginannya.
“Ibu dan bapak, adalah guru terbaik bagi anak-anak. Karena itulah sedapat mungkin jangan pernah melakukan kekerasan terhadap anak-anak, apakah kekerasan itu berupa cacian, makian yang disebut sebagai kekerasan verbal, maupun kekerasan fisik. Perbuatan tidak baik inilah yang kemudian dilakukan oleh anak-anak. Anak-anak bisa berbuat kekerasan terhadap temannya yang dianggap bisa menjatuhkan dia. Mereka mem-bully teman yang dianggap sebagai saingan, atau juga kekerasan fisik dengan melakukan pemukulan, bahkan dengan tega dan sengaja menyakiti temannya,” sambungnya.
Untari menyebutkan, cara meredam atau menekan agar pembullyan terhadap anak-anak bisa dicegah, baik masyarakat, orang tua, lingkungan, saudara, tetangga dan juga lingkungan sekolah harus saling bersinergi untuk menciptakan suasana yang kondusif. Jika terjadi permasalahan, diselesaikan dengan baik, dengan mengingatkan bahwa kita adalah saudara, sesama manusia, sesama muslim yang harus saling menyayangi.
“Komunikasi yang intensif, saling menyapa, saling berbagi, saling menjaga dan saling menghargai. Berikan edukasi bahwa menjaga kerukunan antar teman akan membuat hati terasa penuh kasih sayang. Jangan biarkan anak-anak sendirian, jangan biarkan anak-anak menjauh dari teman-temannya. Karena kesenjangan akan menciptakan keretakan hubungan antara teman yang satu dengan yang lainnya,” lanjutnya.
“Orang tua harus menjadi pelindung bagi anak-anaknya. Jangan pernah libatkan orang lain untuk mengasuh anak-anak, kecuali orang tua kita sendiri. Jangan pernah memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berduaan dengan anak kita, terutama anak perempuan. Siapapun itu, jika berlainan jenis, sebaiknya keberadaan ibu atau orang tua perempuan kita, selalu berada disampingnya. Menjaga anak perempuan memang lebih ekstra ketat, menjaga anak perempuan juga dibutuhkan perjuangan dan kedekatan yang benar-benar harmonis, sehingga anak-anak bisa dihindarkan dari perbuatan jahat orang lain,” pungkasnya.(Yul)