SURABAYA, HKS-News.com – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengapresiasi peran dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang selama ini menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana di Jatim.

Apresiasi itu disampaikan Pj. Gubernur Adhy bertepatan pada peringatan HUT ke-20 Tagana, Minggu (24/3).

Menurutnya, kehadirian Tagana dapat meringankan kemampuan pemerintah yang terbatas dalam penanggulangan bencana terutama dari aspek pembiayaan dan personel.

Relawan-relawan sejati ini siap membantu pemerintah memberikan pelayanan kebutuhan dasar berupa distribusi logistik makanan, psiko sosial hingga membantu memulangkan para korban bencana ke tempat tinggal mereka, jika bencana tidak lagi mengancam.

“Saya sangat mengapresiasi sekali perjuangan teman-teman tagana, yang menjadi garda terdepan dalam membantu pemerintah menanggulangi bencana yang selama ini terjadi di Jawa Timur baik mulai dari banjir, longsor, kebakaran hutan hingga baru-baru ini gempa di Tuban,” ujar Pj. Gubernur Adhy.

Lebih lanjut, Adhy menyebut, dengan hadirnya Tagana upaya penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang menjadi tujuan pemerintah, berhasil dilakukan dan terwujud sangat efektif dalam membantu menanggulangi korban di lapangan.

Sesuai dengan tagline Tagana, are you ready? maka dalam penanggulangan bencana, Pj. Gubernur Adhy menyamlaikan bahwa unsur Tagana telah benar-benar menjadi front line yang hadir paling lambat satu jam setelah terjadi bencana.

“Contohnya bencana banjir di Sidoarjo dan Madura, setelah kita memperoleh informasi dengan cepat kita mengontak para Tagana agar siap siaga bergerak cepat dan hadir di lokasi bencana lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Ini telah terbukti bisa dilakukan sehingga para korban bencana sangat terbantu,” ungkapnya.

Kecepatan dan kesiapsiagaan tersebut lanjut Adhy, terjadi karena adanya kerja sama lintas sektoral dalam menghadapi bencana. Baik dari BMKG, BPBD mapun dari perangkat daerah di setiap instansi.

Awarness dengan seluruh kepala OPD menjadi bagian penting. Tagana butuh sahabat untuk memberikan layanan percepatan kepada korban bencana. Karena sahabat Tagana sekarang adalah para kepala dinas, kepala biro dan kepala rumah sakit maka dalam upaya pencegahan bencana pun sangat cepat juga,” katanya.

Perlu diketahui, berdasarkan data Dinsos Jatim per tahun 2024, jumlah personel Tagana di Jatim adalah sebanyak 1.855 orang dengan rincian laki-laki sebanyak 1.541 orang dan perempuan sebanyak 314 orang.

Para Tagana yang telah direkrut juga terus dilatih tentang pengetahuan terkait kebencanaan untuk mereka semakin ahli dan memiliki spesifikasi yang cukup dalam membantu korban bencana.

Menurut Adhy, para Tagana dalam jenjangnya terdiri dari Tagana Muda, Tagana Madya, dan Tagana Utama. Setiap Tagana pada levelnya diharapkan memiliki kemampuan rescue, psiko sosial, evakuasi, bimbingan advokasi, hingga kemampuan disaster victim identification (DVI) karena selalu akan ada kerja sama dengan Polri terkait dengan identifikasi korban-korban bencana.

Para Tagana yang telah direkrut tersebut diberi tali asih oleh pemerintah sebesar Rp750.000 per triwulan. Selain tali asih, para Tagana juga diberi perlindungan BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan serta perlengkapan mitigasi bencana seperti seragam dan sejumlah peralatan seperti kendaraan siaga bencana dan lain-lain.

“Ada juga anggota Tagana yang tidak bersedia diberikan tali asih, antara mereka berasal dari kalangan dokter atau kelompok-kelompok rescue lainnya yang memiliki kemampuan dan kapasitas terkait kebencanaan,” pungkas dia.

Adhy juga menyebutkan Tagana Jatim memiliki banyak sekali keunggulan. Salah satunya adalah ketelibatan perangkat OPD dalam penanganan bencana. Ini terbukti dengan dilakukannya pelatihan Disaster Leadership Academy (DiLA) pada Februari 2024 lalu.

Pelatihan DiLA 2024 tersebut diikuti oleh seluruh Jabatan Piminan Tinggi (JPT) Pratama di lingkungan pemprov Jatim, khususnya yang berasal dari BPBD, Dinsos, BPSDM, Satpol, Perpusakaan dan Pengarsipan hingga rumah sakit.

Keikutsertaan pimpinan dalam Tagana dinilai Adhy sangat penting. Seorang pemimpin kata dia, harus memiliki kesadaran dan kepedulian akan bencana. Hal ini karena pemimpinlah yang menjadi ujung tombak dalam mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan pencegahan atau mitigasi bencana.

“Kalau pemimpin tidak punya sense of crisis, tidak punya kepedulian, empati maka akan susah dalam menangani suatu bencana. Oleh karena itu kita berharap, setelah DiLA ini selesai, seluruh pimpinan Pratama bisa menjadi role model dalam penanganan bencana,” kata Sekdaprov Adhy.

Tak hanya itu, Tagana Jatim juga terdepan dalam distribusi logistik makanan melalui dapur umum. Bahkan DU Tagana Jatim telah mendapatkan rekor MURI atas lomba masak DU tagana terbanyak.

Bahkan personel Tagana Jatim juga 3 kali berturut-turut menyabet predikat tagana teladan tingkat nasional, yakni Tagana Teladan Nasional tahun 2017, atas nama Prio Prasojo, tahun 2018 atas nama Twiadi dan tahun 2019 atas nama Muhammad Zaenuri.

Juara umum sebanyak 5 kali pada Jambore Nasional juga diraih oleh Tagana Jatim, yakni tahun 2008 di Cibubur, 2010 di Cibubur, 2016 di Kaltim, 2017 di Manado, 2019 di Pasuruan & Bromo serta tahun 2021 di Pangandaran.

Tagana Jatim juga mendapatkan Penghargaan dari Mensos RI atas Inovasi Penanganan Pengungsi di Lapangan Cariu Cianjur 2022.

Selain itu juga ada Inovasi Tagana Teman Masyarakat. Dimana melalui inovasi ini, Tagana Jatim tidak hanya bergerak pada masalah bencana melainkan juga peduli terhadap penanganan-penanganan kesejahteraan sosial.(Wahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *