SURABAYA, HKS-News.com|
Semangat Ksatria Airlangga dalam meraih prestasi memang sudah tidak diragukan lagi. Baru-baru ini, mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berhasil menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional.
Mereka adalah Yogi Lesmana dari prodi Ekonomi Pembangunan, Abdullah Abimanyu Harahap dari prodi Ilmu Politik, dan Gabriella Novena Winarta dari Ilmu Hukum.
Mereka bertiga berhasil meraih juara II dalam kompetisi debat National Education Festival (NedFest) pada Minggu (28/01/2024).
Tidak hanya itu, mereka juga meraih tiga penghargaan lainnya yaitu overall best speaker untuk Yogi, 3rd best speaker untuk Abimanyu, dan 11th best speaker untuk Gabriella. Ketiganya berhasil menunjukkan performa terbaiknya di antara 120 debater yang berkompetisi.
Kompetisi debat NedFest merupakan event akbar perdana yang PT. Education Impact Nusantara selenggarakan. Tidak hanya debat, event tersebut juga menyelenggarakan beberapa kompetisi lainnya seperti penulisan esai, studi internasional, dan webinar.
Tahun ini, event tersebut mengusung tema 2024 Era Progresif Indonesia dari Generasi Muda.
Sapu Bersih Setiap Babak
Yogi selaku perwakilan tim menerangkan bahwa kompetisi debat tersebut berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama, mereka menghadapi tiga babak pra-eliminasi.
“Di babak ini, kami menghadapi mosi-mosi yang bertema pendidikan. Kami berhasil sapu bersih tiga pra-eliminasi dan bertengger di posisi ke-1,” ujarnya.
Hasil tersebut membuat Yogi dan tim berhasil melaju ke babak berikutnya. Mereka lalu berhasil lolos ke babak 16 besar dan 8 besar. Kemenangan di kedua babak tersebut berhasil mereka raih dengan vote mutlak dari para dewan juri.
“Asa belum selesai. Kami lalu berjuang di babak semifinal dan akhirnya memastikan tiket ke babak final dengan keputusan mutlak 5 : 0. Tapi di babak final ini, kami harus mengakui keunggulan dari tim UGM. Secara kumulatif, kami melewati tujuh babak selama dua hari yang sangat melelahkan,” papar mahasiswa asal Lombok itu.
Bagikan Tips dan Trik
Pada akhir, Yogi tidak lupa membagikan kiat-kiat sukses berkompetisi debat kepada mahasiswa. Menurutnya, debat merupakan kompetisi yang menitikberatkan pada literasi dan berpikir kritis. Debater harus selalu melakukan riset, update terhadap isu-isu terkini, serta mau meluangkan waktu untuk membaca dan diskusi.
Selain itu, progresivitas dalam kompetisi debat juga membuat iklim kompetisi makin sulit, sehingga memaksa peserta untuk melakukan persiapan yang ekstra.
“Saat masih aktif di organisasi debat, saya pribadi meluangkan waktu satu jam tiap hari secara konsisten untuk belajar dan memahami disiplin ilmu lain. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu membangun chemistry tim, sparing, dan evaluasi. Bagaimanapun debat adalah lomba tim yang artinya harus membentuk satu kesatuan,” tutupnya.
Sebagai informasi, Yogi dan tim tidak melakukan persiapan untuk menghadapi kompetisi tersebut. Tim tersebut merupakan tim yang pertama kali terbentuk. Selain itu, ia sendiri sudah vakum dari lomba debat hampir empat bulan karena tengah fokus menggarap skripsi. Oleh sebab itu, kemenangan lomba ini menjadi keberuntungan sekaligus kebanggaan bagi Yogi dan tim. (Yul)