JEMBER, HKS-News.com|
Gerakan sejumlah guru besar di berbagai kampus perguruan tinggi yang mengeluarkan petisi penyelamatan demokrasi membuat Muhaimin Iskandar, calon wakil presiden nomor urut 1, terkejut.
“Saya termasuk yang kaget dan bersyukur. Kaget karena sudah lama kampus tidak ada bunyinya. Sudah hampir 10 tahun, di kampus hanya BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) yang bergerak. Di beberapa perguruan tinggi, tidak merata. Hari inu merata,” kata Muhaimin, dalam acara Slepet Imin, di halaman Kota Cinema Mall, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (3/2/2024) malam.
Menurut Muhaimin, pernyataan sikap dari kampus tersebut dibuat oleh para guru besar yang memiliki kredibilitas.
“Ini menandakan apa? Ada bahaya. Kalau guru besar turun gunung, berarti ada bahaya. Kalau saya sih sudah lama ngomong ada bahaya. Karena itu butuh perubahan,” terangnya.
Muhaimin menegaskan, Indonesia membutuhkan perubahan karena ada penyelewengan demokrasi.
“Karena itu kita harus lakukan perlawanan terhadap penyelewengan itu. Saya bersyukur karena dengan demikian menyadarkan kita semua, dan semoga menyadarkan beliau-beliau yang sedang memegang kekuasaan itu untuk tidak sewenang-wenang menggunakan kekuasaan untuk memenangkan kroni-kroninya dalam Pemilu 2024 ini,” paparnya.
Hanya ada dua cara yang menurut Muhaimin dibutuhkan untuk menjaga demokrasi.
“Pertama, kepemimpinan yang betul-betul konsisten kepada nilai-nilai konstitusi. Sederhana. Taat pada konstitusi saja itu artinya taat pada demokrasi, keadilan, dan kebebasan. Itu mutlak,” tukasnya.
“Kedua, track record. Saya dan Mas Anies (Baswedan) pada 1990-an termasuk yang berjuang untuk reformasi dan demokrasi. Tentu kita tidak mau disebut orang yang mengkhianati apa yang kita perjuangkan bersama. Kami menjamin kebebasan berserikat, berpendapat, dan demokrasi berjalan seluas-luasnya sehingga rakyat bisa mewarnai pembangunan nasional kita,” tutur Muhaimin.
Sejumlah guru besar dari Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Islam Indonesia, Universitas Hasanuddin, dan sejumlah perguruan tinggi akhir-akhir ini serentak bergerak menyatakan sikap terhadap demokrasi saat ini. Dalam pernyataan sikap masing-masing, mereka mengingatkan Presiden Joko Widodo untuk tetap berada pada koridor demokrasi dan tidak menabrak kewenangan semaunya dalam pemilu.(Yul)