SURABAYA, HKS-News.com|
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya Tundjung Iswandaru mengaku masih memberikan kelonggaran di hari pertama penerapan parkir nontunai di Kota Pahlawan.
Kelonggaran ini ia berikan karena mayoritas warga di Surabaya belum paham cara pemakaian QRIS dan voucher.
Di sisi lain, pada masa transisi ini juga Dishub memberi kelonggaran kepada Jukir untuk menerima pembayaran secara tunai.
“Jadi, di masa transisi ini masih bisa bayar tunai dan ada karcisnya. Tetapi selanjutnya sambil kita lakukan evaluasi untuk menggunakan QRIS ini,” kata Tundjung, Kamis (1/2/2024).
Para juru parkir (Jukir) di Jalan Tunjungan Surabaya juga mulai dikalungi alat bayar berupa kode QRIS.
“Alhamdulillah hari ini kita memulai pembayaran parkir nontunai dengan QRIS. Harapannya berjalan lancar,” paparnya.
Tundjung mengklaim, bahwa program pembayaran parkir dengan QRIS ini sudah didukung oleh semua jukir Surabaya. Bahkan, ia juga memastikan bahwa program ini juga untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Surabaya dan juga meningkatkan kesejahteraan Jukir.
Sementara Ketua Umum Paguyuban Juru Parkir Surabaya (PJS) Izul Fiqri memastikan seluruh Jukir se-Surabaya sudah menyetujui penerapan pembayaran parkir melalui QRIS itu. Meski begitu, persetujuannya itu dengan sejumlah catatan.
“Catatan yang paling utama adalah kesejahteraan juru parkir Surabaya,” tukas Izul di Jalan Tunjungan.
Paguyuban juru parkir sudah berkomitmen untuk mendukung program tersebut. Bahkan, ia juga mengakui sudah memberikan arahannya kepada seluruh juru parkir se-Surabaya untuk terus berkalung kode QRIS.
“Seluruh Jukir se-Surabaya kami pastikan berkalungkan QRIS, sehingga masyarakat diberikan pilihan. Yang mau pakai QRIS silakan dan yang tidak siap dengan QRIS silakan pakai tunai dengan karcis. Ini tentu akan menjadi evaluasi kita ke depannya,” pungkasnya.(Yul)