SURABAYA, HKS-News.com|

TKN Prabowo-Gibran menuding pihak-pihak yang menyebar selebaran ‘tolak politik dinasti dan pelanggar HAM’ sebagai penyebar hoaks. Mereka menyebut selebaran itu merupakan black campaign atau kampanye hitam atas Prabowo. Apa sikap Aliansi Mahasiswa Jawa Timur?

Kordinator Aliansi Mahasiswa Jawa Timur, Moh Mahshun Al Fuadi kepada wartawan dalam rilis pernyataan sikapnya di Rumor Cafe Surabaya, Selasa (16/1/2024) mengatakan, gerakan menyebar selebaran itu merupakan murni atas dasar kemanusiaan dan kegelisahan mahasiswa terhadap pelanggaran HAM berat yang menimpa kalangan aktivis ’98.

Serta, atas dasar simpati mahasiswa terhadap keluarga korban yang tidak kunjung menemukan kejelasan hingga tahap peradilan.

“Kami tidak menebar fitnah atau hoaks menjelang Pemilu 2024, melainkan selebaran yang kami sampaikan merupakan tulisan akademis berbasis data-data sekunder yang kami himpun dari berbagai media nasional yang kredibel. Serta, sejumlah dokumen negara yang berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM,” ujarnya.


Gerakan serentak yang dilakukan mahasiswa se-Indonesia ini merupakan sebuah presure terhadap seluruh unsur kenegaraan baik eksekutif, legislatif dan yudikatif agar segera menindaklanjuti 12 kasus pelanggaran HAM berat yang sejak lama terbengkalai untuk diproses sesuai dengan UU 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.

“Gerakan serentak mahasiswa se-Indonesia ini bukan merupakan agenda kampanye politik, bahkan tidak mengkampanyekan salah satu kontestan baik secara personal maupun partai. Yang kami tekankan ialah pengawalan mahasiswa terhadap Hak Asasi Manusia,” tegasnya.

Menurut dia, TKN Prabowo-Gibran tidak bisa menyalahkan atau mencari salah satu pelaku yang dianggap penggagas untuk disalahkan. Ini karena gerakan mahasiswa merupakan gagasan bersama 14.000 lebih mahasiswa untuk bergerak menegakkan keadilan HAM.

“Maka, jika satu mahasiswa disalahkan, ini berarti menyalahkan seluruh mahasiswa di Indonesia,” tuturnya.

Atas hal tersebut, Aliansi Mahasiswa Jatim pun membuat tiga pernyataan sikap. Pertama, Aliansi Mahasiswa Jawa Timur meminta Prabowo Subianto untuk berdialog secara terbuka dengan seluruh mahasiswa Jatim tentang hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa pelanggaran HAM berat yang menimpa aktivis ’98 lengkap dengan bukti, selambat-lambatnya dalam waktu 7×24 jam.

“Kedua, kami mengajak seluruh Mahasiswa Indonesia untuk tidak takut menyuarakan keadilan dan kebenaran, serta terus berjuang atas dasar kemanusiaan,” tukasnya.

Ketiga, jangan sampai ada intimidasi terhadap mahasiswa yang memperjuangkan kemanusiaan, dalam hal ini seluruh mahasiswa yang bergerak bersama untuk menuntaskan kasus-kasus tersebut.

“Mencari kebenaran sejarah itu didiskusikan, bukan dipolisikan,” pungkasnya.(Yul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *