GRESIK, HKS-News.com|
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyambut baik peresmian Ekspansi PT. Smelting di Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik yang dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (14/12/2023).
Khofifah mengatakan, keberadaan PT. Smelting di Gresik yang merupakan pabrik peleburan dan pemurnian tembaga yang pertama di Indonesia ini akan memperkuat sektor hilirisasi industri sekaligus memberikan nilai tambah industri di Jatim.
“Dengan diresmikannya PT. Smelting di Gresik ini maka akan memperkuat sektor hilirisasi industri yang menjadi komitmen pemerintah pusat dalam meningkatkan berbagai nilai tambah dan penciptaan lapangan pekerjaan,” tukasnya.
Khofifah optimis, multiplier effect dari aktivitas hilirisasi industri dari PT. Smelting dapat meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menarik investasi masuk ke tanah air, menghasilkan devisa besar dari ekspor, dan menambah jumlah serapan tenaga kerja.
“Kami di Jatim berupaya mendukung kebijakan hilirisasi industri meliputi industri berbasis agro, berbasis tambang dan mineral, serta berbasis migas dan batubara yang ada di Jawa Timur,” jelasnya.
“Terima Kasih Pak Presiden yang telah meresmikan Ekspansi PT. Smelting di Gresik, semoga memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan nilai ekspor bagi industri tembaga,” imbuhnya.
PT. Smelting sendiri mempunyai cakupan wilayah seluas 28,5 hektare (ha) kawasan industri Gresik. Pembangunannya sendiri dimulai sejak tahun 1996 hingga 1998. Kemudian melakukan empat kali ekspansi mulai dari tahun 2004, 2006, 2009, 2018.
Tahun 2023, tepatnya Bulan Desember ini Ekspansi PT Smelting diresmikan sekaligus memasuki ekspansi kelima yang dapat meningkatkan kapasitas pemurnian konsentrat menjadi 1.300.000 ton per tahun .
Adapun nilai investasi Ekspansi sebesar US$ 250 Juta atau sekitar Rp3,7 trilliun yang dibiayai oleh PT Freeport Indonesia (PTFI). Lebih lanjut, PT Smelting menggunakan teknologi Mitsubishi dan ISA untuk peleburan serta pemurnian tembaga.
Teknologi itu ramah lingkungan. Ia menyebut proses Mitsubishi yang merupakan sebuah proses peleburan dan konversi tembaga yang berkesinambungan serta ramah lingkungan.
Selain itu, proses Mitsubishi terbukti ekonomis karena mampu menghasilkan anoda tembaga dengan kemurnian tinggi, rendah emisi, dan konsentrasi SO2 yang lebih tinggi di dalam gas buang.
Lebih jauh disampaikan Khofifah, dalam operasionalnya, PT. Smelting selalu menjaga limbah produksi untuk tidak melebihi ambang batas yang ditentukan dan sesuai dengan standar serta hukum dan peraturan lingkungan yang telah ditetapkan.
Sementara dari proses pengolahan tembaga di PT. Smelting, dihasilkan beberapa produk samping seperti sulfuric acid, copper slag, gypsum, anode slime dan copper telluride. Semua produk ini bisa dijual dan digunakan oleh banyak konsumen di dalam negeri dan luar negeri.
Sementara itu, Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah memberi apresiasi dan menghormati apa yang telah dilakukan oleh PT Smelting dalam ekspansi meningkatkan kapasitas anoda tembaga dari 1 juta ton naik 300 menjadi 1,3 juta ton per tahun.
“Hal ini menunjukkan komitmen dari PT Freeport Indonesia yang bekerja sama dengan Mitsubishi untuk menghilirkan melalui Ekspansi sehingga nilai tambah ada di Indonesia serta bisa di produksi di dalam negeri,” ungkapnya.
“Dengan mengucap Bismillahirahmanirrohim pada sore hari ini saya meresmikan Ekspansi PT. Smelting di Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur,” kata Presiden Jokowi saat meresmikan.
Presiden Jokowi berharap, nantinya PT. Smelting ini akan mendukung smelter yang ada di JIIPE Gresik yang bisa memproduksi 1,7 juta ton per tahun. Sehingga, Indonesia mampu memproduksi tembaga dan turunannya menjadi 3 juta ton per tahun.
“Jika nanti semua sudah beroperasi dan menghasilkan berbagai sumber energi tembaga dan turunannya, diyakini banyak negara-negara dunia yang akan melirik Indonesia dan berinvestasi membangun industri industri turunan tembaga di Indonesia,” sambungnya.
Presiden juga berkomitmen seluruh hasil mineral, tembaga, timah dan berbagai turunannya harus diolah menjadi barang setengah jadi hingga barang jadi. Tidak boleh lagi mengirim bahan mentah.
“Sektor mineral, tembaga, timah, nikel semuanya harus di hilirisasikan agar nilai tambah ada di negara kita. Baik itu di sektor perkebunan, pertanian, perikanan dan sektor lain. Jangan sampai kita kirim lagi mineral dalam bentuk mentah. Harus menjadi minimal setengah jadi atau menjadi barang jadi,” tegasnya. (Yul)