SURABAYA, HKS-News.com|
Anggota DPRD provinsi Jatim Agatha Retnosari ST mengatakan bahwa pihaknya fokus menangani UMKM.
“Terkait dengan UMKM saya sangat-sangat fokus untuk bisa melahirkan 10.000 UMKM. Target mendapatkan 10.000 UMKM ini rencananya untuk naik kelas di tahun 2024-2029 yang akan datang. Maka dimulai dari tahun ini, dan di akhir tahun saya akan menggelar workshop itu sebanyak 16 kali khusus untuk pelatihan,” terang wanita cantik berwajah mirip Puan Maharani ini.
Anggota komisi B DPRD provinsi Jatim tersebut menuturkan, di pelatihan UMKM itu akan melibatkan sekitar 900-an orang. Rencana pelatihan itu akan digelar mulai bulan November sampai bulan Desember.
“Diharapkan satu orang hanya satu pelatihan sehingga bisa menjangkau lebih banyak UMKM. Jadi UMKM nya sama-sama bisa maju, dan dalam pelatihan ini selain pelatihan olahan produk, ada juga pelatihan terkait dengan digital marketing. Pelatihan terkait dengan pembuatan konten untuk UMKM dan juga pelatihan untuk desain kemasan bagi UMKM, terus kemudian ada pendampingan berkelanjutan, salah satunya yaitu pendampingan fasilitas merk dan sertifikasi halal, juga pembuatan NIB. Jadi tidak hanya sekedar pelatihan olahan produk atau skill saja,” tukas politis PDI-P ini.
Agatha menegakan, pihaknya melakukan pelatihan-pelatihan UMKM pendampingan terkait dengan perizinan supaya UMKM bisa naik kelas dan bisa memperluas pasar. karena kebanyakan mereka itu bisa memproduksi tetapi tidak mengetahui sasaran pemasaran, istilahnya pemasarannya stagnan.
“Yang penting mereka bisa jualan dulu di lingkaran terdekatnya, kalau sudah bisa berproduksi secara kontinyu, mutu produknya sudah bisa dijaga, maka mereka ingin mengembangkan pasar kita akan mendampingi,” ujarnya.
Agatha menyebutkan, dengan fasilitas pendampingan untuk pengurusan perizinan dan fasilitasnya itu kan salah satu cara untuk memperluas pasar, sehingga omset dari UMKM bisa naik kelas. Dari UMKM rumahan, bisa menjadi sebuah industri rumahan yang memiliki segmen pasar yang jelas.
“Menurut saya, baik pemerintah provinsi maupun kota Kabupaten juga sering membuat event-event untuk membantu UMKM menjual produknya. Disamping memberikan pelatihan, kita juga membimbing mereka tidak hanya sekedar mereka bisa membuat atau bisa menjual, juga ada subscriber lain misalnya public speaking, gimana caranya mereka bisa melakukan penjualan kalau mereka enggak bisa ngomong misalnya,” pungkasnya.(yul)