SURABAYA, HKS-News.com|
Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur (KPU Jatim) kembali menerima kunjungan dalam rangka Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Pemilu Tahun 2024. Kali ini, giliran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Technopreneurship Muslimah Tuban yang datang ke Kantor KPU Jatim, Selasa,(24/10/2023).
Kunjungan dimulai pada pukul 09.00 WIB. Diikuti sebanyak 12 peserta didik yang terdiri dari kelas X dan kelas XII, dengan didampingi oleh Ketua Yayasan Anshori dan perwakilan Komite Sekolah Yayuk Dwi Agus Sulistyorini, serta empat orang guru pendamping.
Rombongan diterima langsung oleh Anggota KPU Jatim Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat Gogot Cahyo Baskoro, Sekretaris Nanik Karsini, dan Kepala Bagian Teknis Penyelenggaraan Pemilu, Partisipasi dan Hubungan Masyarakat Yulyani Dewi di Ruang Media Center.
Mengawali kunjungan, peserta diajak memasuki Rumah Pintar Pemilu (RPP) Punakawan untuk menerima materi pengenalan singkat seputar kepemiluan dan demokrasi. Dengan dipandu oleh Kepala Sub Bagian Partisipasi Masyarakat, Prahastiwi Kurnia Sitorosmi, peserta tampak antusias melihat dan mecoba berbagai sarana edukasi yang ada di RPP. Pasca dari RPP, para peserta didik kemudian diajak office tour dan selanjutnya diarahkan menuju Media Center untuk menerima materi.
Sebelum pemaparan materi dilakukan, Sekretaris KPU Jatim Nanik Karsini berkesempatan memberikan sambutan. Sebagai pimpinan kesekretariatan, Nanik turut menyambut baik dan menyampaikan terima kasihnya kepada pihak SMK Technopreneurship Muslimah Tuban yang sudah antusias berkunjung dan belajar di KPU Provinsi Jawa Timur.
Perempuan dari Magetan tersebut turut berpesan agar para peserta sebagai pemilih pemula dapat menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Tahun 2024 mendatang.
“KPU Jatim adalah tempat yang tepat bagi adik-adik untuk belajar tentang pemilu. Terlebih sebagai pemilih pemula, adik-adik di tanggal 14 Februari nanti bisa datang ke TPS dan menggunakan hak pilihnya. Karena satu suara dari kalian menentukan masa depan bangsa dan negara,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan SMK Technopreneurship Muslimah Tuban, Muhammad Anshori berharap melalui kunjungan ini dapat menambah ilmu bagi para siswi utamanya seputar tahapan penyelenggaraan pemilu.
“Terdapat dua agenda kunjungan yang kami lakukan, meliputi kunjungan industri dan kunjungan profesi. KPU Jatim ini termasuk dalam agenda kunjungan profesi yang kami lakukan. Kami mengucapkan terima kasih sudah diberikan waktu dan kesempatan agar siswi-siswi kami bisa belajar tahapan pemilu serta tugas-tugas dari KPU. Melalui silaturahim ke KPU ini, kami berharap bisa meperoleh ilmu yang manfaat dan barokah,” ungkapnya.
Yayuk Dwi Agus Sulistyorini selaku perwakilan Komite Sekolah menyampaikan harapannya agar para siswi dapat mendalami pengetahuan seputar kepemiluan tidak hanya sampai pada tingkat kabupaten saja, melainkan juga pada tingkat provinsi.
“Sebelumnya sudah pernah dilakukan kunjungan ke Bawaslu Kabupaten. Kami ingin anak-anak belajar kepemiluan provinsi, jadi tidak hanya di kabupaten. Tujuannya untuk mencegah adanya generasi muda yang bersikap apatis. Harapannya, pendidikan pemilih dan demokrasi bisa didapat dari sini, dan ilmu yang diperoleh dapat mengalir, serta anak-anak bisa menjadi penggerak untuk adik-adiknya,” kata Yayuk.
Acara berlanjut diskusi, bertindak sebagai narasumber, Gogot Cahyo Baskoro memaparkan materi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih bertema “Menjadi Pemilih Cerdas pada Pemilu Tahun 2024”. Untuk membuat forum lebih hidup, adapula games yang menjadi selingan sebelum pemaparan materi untuk meningkatkan konsentrasi para peserta.
Dalam salah satu pembahasannya, Gogot menjelaskan pentingnya peran Pemilih Pemula, di antaranya mengacu pada besarnya jumlah Pemilih Pemula, peran Pemilih pemula sebagai calon pemimpin masa depan, kondisi psikologis dan minimnya pemahaman seputar demokrasi sebagai pemilih pemula, partisipasi pemilih pemula dalam menggunakan hak pilih, serta pemilih pemula sebagai pemilih idealis.
“Adik-adik ini merupakan calon pemimpin masa depan. Sehingga perlu menggali pandangan terkait demokrasi. Selain itu, pemilih pemula yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya, secara psikologis memang masih rentan dan mudah terpengaruh. Sehingga perlu ada pemberian pemahaman yang baik. Kalau adik-adik pertama kali mendapat hak pilih dan mau menggunakan hak pilihnya, biasanya cenderung terus berlanjut menggunakan hak pilihnya. Kita juga meyakini bahwa pemilih pemula adalah pemilih yang idealis,” terang Gogot.
Sesi materi berlangsung interaktif. Para peserta aktif mengajukan pertanyaan seputar mekanisme tahapan pemilu, keterlibatan pemilih, serta upaya pencegahan kecurangan pada politik kepemiluan. Rangkaian agenda kunjungan diakhiri dengan pemberian merchandise untuk para peserta teraktif.(Yul)