SURABAYA, HKS-News.com|
BEM KM Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (Unair) kembali adakan webinar yang bertajuk “Embracing Disability to See Ability” untuk para orang tua dan wali dari anak berkebutuhan khusus (ABK). Terutama tentang cara mengetahui dan mengelola potensi dari ABK.
Webinar itu berlangsung pada Sabtu (16/9/2023) dengan mengundang Dr Wiwin Hendriani S Psi M Si, dosen fakultas Psikologi Unair, sebagai salah seorang narasumber. Webinar tersebut merupakan salah satu agenda dari Psikologi Mencari Bakat (PMB) yang dilaksanakan oleh departemen Pengabdian Masyarakat BEM KM Fakultas Psikologi.
Dr Wiwin mengawali materi dengan meyakinkan para orang tua bahwa semua anak dapat dioptimalkan kemampuannya. Ia juga mengingatkan kepada orang tua dan wali agar tidak salah langkah dalam upaya pengasuhan anak berkebutuhan khusus.
“Sebenarnya dalam sudut pandang psikologi perkembangan, mengoptimalkan perkembangan individu itu bisa dilakukan pada anak dalam kondisi apapun,” jelasnya.
“Jangan sampai ada kasus anak dengan gangguan mental, motoriknya terbatas, namun karena potensi lain seperti perkembangan sosialnya tidak dicoba. Sehingga potensi itu terpendam,” tambahnya.
Catatan dalam Pengasuhan ABK
Dr Wiwin juga menjelaskan bahwa untuk mengasuh anak berkebutuhan khusus, perlu pemahaman yang baik oleh orang tua atau wali. Ia juga memaparkan bahwa anak berkebutuhan khusus memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Sehingga tidak dapat disamakan pengasuhannya.
“Pemahaman yang baik, pendidikan dan pengasuhan yang tepat dari orang tua yang tangguh akan membantu ABK mencapai perkembangan yang optimal. Sesuai dengan kapasitasnya masing-masing,” ujarnya.
“Mendampingi perkembangan anak adalah langkah untuk menumbuhkan. Sebagaimana menumbuhkan dan merawat tanaman, proses pengasuhan satu anak dengan anak yang lain tidak dapat disamakan begitu saja,” terangnya.
Tugas Orang Tua dan Wali ABK
Dosen psikologi itu turut memberikan pemahaman tentang tugas dari seorang wali dan orang tua dari anak berkebutuhan khusus. Yakni, mengenali potensi anak, membantu anak mengetahui potensinya, serta memberikan stimulasi yang dapat mengembangkan potensi anak dengan kebutuhan khusus.
Tak lupa, Dr Wiwin memberikan saran dalam pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus dengan membuat catatan anak tersebut potensinya di mana. Lalu, dibuatkan jadwal kegiatan yang timbul potensi anak di dalamnya. Setelah itu, diamati potensi mana yang benar-benar menonjol. Dan, di akhiri dengan konsultasi pada ahli.
Pada akhir, Dr Wiwin kembali meyakinkan dan menyadarkan kepada orang tua atau wali ABK agar memperbaiki dan tetap semangat dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus.
“Tidak ada kata terlambat bagi kita untuk memperbaiki pengasuhan kita pada anak. Selama kita mau, kita usaha, kita ikhtiar itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, pasti Tuhan pun akan memudahkan,” pungkasnya. (Yul)