HUNGARY, HKS-News.com|
Kini peluang mahasiswa merasakan kuliah di luar negeri bukan lagi hal yang langka. Banyak cara dan kesempatan yang ditunjang dengan akses yang mudah dan serba digital.
Kesempatan itu yang diupayakan oleh Diqa Qothrunnadaa Amanda Nur Sella Mahasiswa Program Fast Track Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Airlangga.
Diqa terpilih mengikuti program One-Tier Master Exchange Student di University of Pecs, Hungary.
Sebelumnya, ia juga mengikuti Summer School Program di University of Leeds, United Kingdom dan mendapatkan kesempatan sebagai penerima Beasiswa Fall Semester Exchange Program di University of Malaya, Malaysia. Kendati demikian, Diqa memilih University of Pecs, Hungary untuk melaksanakan kegiatan student exchange-nya.
“Harapanku mengikuti program pertukaran adalah bisa memberikan perspektif baru terutama bidang hukum, meningkatkan value dalam skala internasional. Lalu jadi pembeda dari mahasiswa Hukum yang lain,” tutur Diqa.
Pertimbangan Memilih Mata Kuliah
Bukan tanpa alasan perempuan kelahiran Malang ini mengambil study di University of Pecs, Hungary. Menurutnya, belajar ilmu hukum di Eropa jauh lebih eksklusif. Sistem hukum di Eropa telah menjadi dasar hukum di negara lain. Ia menekankan, dalam memilih program internasional harus sesuai agar tidak menyesal di kemudian hari. Selain itu, tidak ada kewajiban mahasiswa asing untuk mengambil kelas bahasa asli Hungary.
Selain itu, ia mengambil lima fokus bidang mata kuliah selama di University of Pecs. Mata kuliah tersebut adalah Comparative Human Rights Law, European Criminal Law, International Business Law, Internasional European and Comparative Tax Law serta Professional Skills for Lawyers. Ia menyebut, mata kuliah Professional Skills for Lawyers adalah mata kuliah yang tidak ia dapatkan di perguruan tinggi di Indonesia.
Diqa menyampaikan, pemilihan fokus studi tersebut berdasarkan keinginannya memperdalam inner hukum terutama peminatan hukum pidana. Serta memberikan gambaran komparatif tentang perlindungan hukum hak asasi manusia di beberapa yurisdiksi terkemuka di dunia. Pemilihan tersebut, juga mendapat pertimbangan dari Kepala Prodi S1 dan S2 Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
Kultur Negara
Tepat satu bulan menetap di Hungary, Diqa mengaku terkesan dengan hal yang terdapat di sekelilingnya yang tampak tertata dengan rapi. Jarang ditemukan sampah berserakan. Ia mengungkapkan rata-rata penduduk di Hungary adalah orang-orang perantau. Tidak hanya itu, perbedaan yang nampak adalah masyarakatnya memiliki kebiasaan jalan kaki atau menggunakan kendaraan umum.
“Masyarakat di sana terkesan menjaga lingkungan, banyak produk yang bahannya ramah lingkungan. Aku jarang melihat orang nyalain ac, mereka lebih memilih untuk buka jendela,” pungkasnya. (Yul)