SURABAYA, HKS-News.com|
Wilayah perkotaan mempunyai ciri khas daerah yang dihiasi oleh gedung-gedung tinggi yang mewah. Bahkan gemerlap kemewahannya mampu menyihir para penduduk desa untuk hijrah ke kota. Perpindahan yang terjadi terus menerus tak menutup kemungkinan bahwa desa akan semakin ditinggalkan.
Lalu apa solusi yang bisa dilakukan agar masyarakat tidak meninggalkan desa? Guru Besar Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Airlangga (Unair) mengungkapkan bahwa ada beberapa solusi yang bisa dilakukan. Simak ulasannya berikut ini.
Prof Dr Bagong Suyanto Drs MSi mengatakan bahwa wilayah perkotaan memang memiliki daya tarik yang lebih tinggi dibanding dengan pedesaan.
“Daya tarik kota dari segi fasilitas lebih menarik. Orang bekerja di desa dibandingkan di kota dalam sehari upahnya saja beda. Perbedaan upah yang mencolok, sehingga membuat kota lebih banyak diserbu,” katanya.
Pemerataan Pembangunan
Solusi yang bisa dilakukan untuk hal ini adalah melakukan pemerataan pembangunan. Jika pemerintah memeratakan pembangunan hanya terpusat pada satu titik saja, maka tak menutup kemungkinan desa akan semakin ketinggalan.
“Sekarang perlu melakukan pembangunan yang tidak hanya mengumpul di kota-kota besar. Daerah lain juga harus mulai dikembangkan. Kuncinya adalah pemerataan pembangunan wilayah,” jelas Prof Bagong.
Oleh karena itu tak heran bahwa pemerintah saat ini tengah memberikan kesempatan desa untuk berkembang, dengan cara memberikan dukungan berupa dana desa. Selain itu langkah pemerintah yang akan memindahkan ibu kota menurut Prof Bagong turut menjadi langkah memeratakan pembangunan wilayah.
Pemberdayaan Penduduk Desa
Tak hanya soal pembangunan wilayah saja yang seyogyanya menjadi perhatian pemerintah. Prof Bagong memaparkan bahwa saat ini pemerintah harus melangkah lebih jauh lagi, utamanya dalam memberdayakan penduduk desa.
“Penduduk desa juga harus diberdayakan. Mereka harus memperoleh perlakuan yang adil dalam penghargaan komoditi yang dihasilkan. Jangan sampai mereka jadi petani tapi susah karena harga komoditi non pertanian lebih tinggi,” paparnya.
Prof Bagong memberikan pesan kepada pemerintah untuk memberikan fasilitas yang sepadan antara desa dan kota. Hal ini menurutnya bisa menjadi langkah yang tepat agar penduduk desa tidak meninggalkan tempat tinggalnya untuk hijrah ke kota.
“Jangan sampai desa kehilangan penduduknya. Bukan tidak mungkin penduduk desa akan terus berkurang jika pemerintah tidak memberikan keberpihakan, salah satunya dengan menyediakan fasilitas yang layak di desa,” tutupnya. (Yul)