SURABAYA, HKS-News.com|

Seorang atlet tentu tidak lepas dari bahaya stres karena jadwal latihan yang begitu padat. Selain atlet cabang olahraga fisik, atlet e-sport tidak luput dari ancaman stres akibat terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar komputer.

Stres yang dialami oleh atlet e-sport dapat memberikan dampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental atlet. Dalam mengatasi hal ini, diperlukan suatu alat yang dapat membantu mendeteksi tingkat stres pada atlet, seperti yang digagas oleh lima mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) pada penelitian Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) mereka.

Kelima mahasiswa tersebut yaitu Aisy Al Fawwaz selaku ketua tim, Revita Novianti Putri, Richa Varyan, Sayyidul Istighfar Ittaqillah, dan Angeline Shane. Kelompok mereka menggagas alat pendeteksi stres pada atlet e-sport yang diberi nama Starstec: Smart Bracelet Stress Detection.

Berbasis Deep Learning

Aisy menjelaskan alat pendeteksi stres yang mereka gagas menggunakan deep learning. Tujuannya, mendeteksi secara fleksibel, akurat, non-invasive, dan real time. Deep learning, terang Aisy, merupakan metode dalam kecerdasan buatan yang memanfaatkan komputer untuk memproses data.

“Model deep learning dapat mengenali pola kompleks dalam gambar, teks, suara, dan data lain untuk menghasilkan prediksi yang akurat,” ucapnya.

Aisy juga mengatakan penelitian mereka sebenarnya merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zontone et al. (2019) yang memanfaatkan kombinasi metode ECG dan EDA sebagai stress detection bagi pengendara mobil.

“Hasil dari penelitian Zontone tersebut didapatkan akurasi deteksi yang lebih baik. Namun, penelitiannya masih memanfaatkan metode penempelan elektroda pada dada dan tangan atlet. Di mana hal itu dapat mengurangi fleksibilitas apabila digunakan atlet e-sport saat pertandingan,” tutur mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Unair itu.

Praktis untuk Digunakan

Mereka pun sepakat untuk membuat alat dalam bentuk bracelet agar lebih praktis. Menurut mereka, penggunaan bracelet dinilai lebih efisien karena letak sensor yang paling efektif berada di tangan manusia.

“Semoga dengan hadirnya Starstec dapat meningkatkan kualitas permainan dari atlet e-sport sekaligus meningkatkan awareness mengenai kondisi stres bagi para atlet,” ujar Aisy.

Dapat Digunakan untuk Cabang Olahraga Lain

Aisy turut memaparkan prototype hasil penelitian mereka dapat digunakan untuk atlet cabang olahraga lain, misalnya catur.

“Penggunaan Starstec lebih disarankan pada cabang olahraga di mana atlet tidak melakukan pergerakan yang banyak. Karena kalau ada banyak pergerakan hasil pengambilan datanya kurang akurat,” sambungnya.

Sebagai penutup, Aisy menyampaikan harapan bagi pengembangan Starstec. Ia berterima kasih kepada dosen pembimbing merka yang telah membantu mereka sampai sejauh ini.

“Kami berterima kasih kepada Ibu Osmalina Rahma ST MSi yang telah membimbing kami. Kami berharap ke depannya kami dapat terus mengembangkan fitur-fitur Starstec, baik yang terdapat pada gelang maupun aplikasinya, sehingga pengguna dapat lebih mudah dalam menggunakan dan semakin mudah memonitor kondisi tingkatan stres,” pungkasnya. (Yul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *