SURABAYA, HKS-News.com|
Mahasiswa Hubungan Internasional Unair berhasil raih pendanaan dalam program Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Sosial Humaniora (RSH). Program itau merupakan inisiasi Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemenristek). Mereka adalah Rifqi Dirga Syahputra, Diva Shitarani, Jihan Amirotul Farikhah, Josephine Iris Alexandra, Nicko Aryo Bimo.
Dalam bimbingan Usma Nur Dian Rosyidah SS MA, Rifqi Dirga selaku ketua tim menjelaskan mereka mengangkat topik Identitas Santet City of Java Masyarakat Adat Osing Desa Kemiren Banyuwangi sebagai Branding Cultural Heritage Tourism untuk Merealisasikan SDGs Poin-11.
Latar Belakang Inovasi
Banyuwangi merupakan wilayah terletak pada ujung timur Pulau Jawa yang memiliki keindahan alam dan budaya lokal yang eksotis. Keindahan alam di Banyuwangi masih terjaga karena masyarakat lokal sangat menjaga kelestarian alam.
Namun, mayoritas masyarakat Jawa memiliki stigma melekat pada wilayah Banyuwangi kental akan hal mistis seperti praktik ilmu hitam dan santet. Stigma tersebut mengubah citra Kabupaten Banyuwangi dari “Sunrise of Java” beralih pada “Santet City of Java.”
“Alih-alih ingin mengembalikan citra Sunrise of Java pada Kabupaten Banyuwangi, kami melihat fenomena tersebut sebagai potensi strategis untuk branding cultural heritage tourism di Banyuwangi. Strategis karena dapat meningkatkan potensi pariwisata tanpa menghilangkan budaya lokal disana,” tambah mahasiswa hubungan internasional tersebut.
Tantangan Selama Realisasi Inovasi
Dirga mengatakan bahwa untuk merealisasikan inovasinya tidaklah mudah. Ia harus menyelaraskan inovasinya dengan bidang keilmuannya pada hubungan internasional agar menjadi sustainable innovation pada Desa Kemiren, Kabupaten Banyuwangi.
Dalam inovasinya, ia menggunakan metode dekonstruksi budaya santet serta menghubungkan dengan kajian ilmu pada hubungan internasional serta mewujudkan SDGs.
“Perlu adanya kajian mendalam untuk merealisasikan inovasi kami, dukungan dari dosen pembimbing sangat membantu untuk menjaga semangat kelompok,” ujarnya.
Inovasi Keberlanjutan
Pria yang akrab dipanggil Dirga mengatakan bahwa inovasi itu menjadi perwujudan tri dharma perguruan tinggi, yang dapat memberikan dampak positif dan solusi atas permasalahan di masyarakat.
“Setelah program PKM ini selesai, semoga inovasi ini tak sekedar gagasan belaka namun juga dapat direalisasikan serta membantu pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk peningkatan sektor pariwisatanya,” paparnya. (Yul)