SURABAYA, HKS-News.com|
Anggota DPRD provinsi Jatim Agatha Retnosari ST menyebutkan bahwa pihaknya sejak tahun 2014-2019, hingga saat ini masih berkiprah di dunia kesehatan, pendidikan dan perekonomian. Karena itu, politisi PDI-P yang duduk di kursi legislatif selama dua periode ini berupaya terus fokus di 3 sektor tersebut.
“Saya masih fokus pada isu kesehatan, pendidikan dan juga perekonomian. Untuk isu kesehatan dan pendidikan itu sudah saya laksanakan dari tahun 2014 sampai tahun 2019 dan masih terus berlangsung hingga saat ini. Kenapa, karena rakyat memang harus sehat supaya mereka bisa belajar dan bekerja dengan baik,” terang wanita yang mirip ketua umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri ini.
Anggota komisi B DPRD provinsi Jatim ini menuturkan, hanya melalui pendidikanlah satu-satunya cara memutuskan mata rantai kemiskinan.
“Saya berkolaborasi dengan para relawan untuk bidang kesehatan dengan melakukan sosialisasi Germas(Gerakan Hidup Sehat).
Untuk sektor pendidikan, saya mencari sekolah-sekolah swasta miskin yang biasanya murid-muridnya juga kebanyakan dari keluarga miskin. Itu saya bantu mendapatkan perbaikan, baik itu renovasi maupun perbaikan sarana prasarana, sehingga semua anak di Surabaya ini mendapatkan akses dan kualitas pendidikan yang setara tanpa harus melihat kaya atau miskin,” paparnya.
Menurut Agatha, sektor perekonomian ini menjadi tambahan fokus yang dia kerjakan di periode ini (2019-2024).
“Saya sekarang juga fokus di sektor UMKM, koperasi dan Perdagangan. Saya mendorong UMKM yang sudah ada untuk bisa naik kelas, dan kemudian membentuk UMKM-UMKM baru untuk menjadi alternatif lapangan pekerjaan untuk masyarakat.
Mengapa, Karena kalau kita hanya mengandalkan lowongan pekerjaan-lowongan pekerjaan baik yang ada di pemerintahan maupun di swasta pasca Covid ini, itu agak berat. Kalau sebelum Covid aja angka pengangguran kita juga masih cukup tinggi, apalagi pasca covid,” sambungnya.
Agatha menambahkan bahwa pihaknya ingin membentuk UMKM-UMKM sebagai entrepreneur baru, terutama anak-anak muda yang tergerak untuk membentuk usaha sendiri.
“Di negara maju entrepreneur atau UMKM itu menjadi salah satu penentu kekuatan ekonomi di negara tersebut, dan di sini jumlahnya lebih banyak. Salah satunya ya dengan mengadakan pelajaran-pelatihan, baik itu pelajaran manajemen, kemudian pelajaran yang terkait dengan teknologi yang bisa mendukung dan menopang kemajuan UMKM,” lanjutnya.
Bagaimana UMKM bisa naik kelas, dengan memberikan perhatian dan advokasi serta pendampingan agar langkah itu bisa mengakses perizinan yang mereka perlukan tentunya sesuai dengan kondisi mereka saat ini.
“Misalnya pelatihan manajemen keuangan untuk UMKM, pelatihan fotografi, videografi, narasi sebagai salah satu cara agar UMKM kita bisa melakukan marketingnya dengan lebih baik. Ada lagi latihan-latihan terkait dengan keterampilan untuk membentuk karakter sebagai seorang entrepreneur,” pungkasnya.(Yul)