YOGYAKARTA, hks-news.com| Kegiatan Back To Back Meeting Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE) Indonesia 2023 telah dilaksanakan. SOMRDPE merupakan pertemuan yang diikuti oleh pejabat senior perwakilan seluruh negara anggota ASEAN, untuk meningkatkan kerjasama dan bertukar pengalaman, dengan memanfaatkan kemajuan digital teknologi dalam perencanaan pembangunan di pedesaan dan pengentasan kemiskinan.
Dalam hal ini, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menjadi focal point untuk ASEAN RDPE (Rural Development and Poverty Eradication). Namun, Kemendes PDTT tidak sendirian. Pihaknya menggandeng Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) demi suksesnya event besar ini.
Bankjatim juga turut serta menjadi salah satu bagian dalam SOMRDPE Indonesia 2023. Dalam kegiatan tersebut, telah dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dengan bankjatim tentang fasilitasi layanan jasa perbankan bank pembangunan daerah dalam rangka mendukung percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dan perdesaan.
Bertempat di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta, perjanjian kerja sama ini ditandatangani oleh Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Sugito dan SEVP Consumer Banking bankjatim Hermita.
Direktur Utama bankjatim Busrul Iman menjelaskan, tujuan adanya perjanjian kerja sama ini adalah untuk mendukung percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dan perdesaan di Jawa Timur.
”Dengan adanya perjanjian kerja sama ini, kami dan Kemendes PDTT akan melakukan sinergi program, melakukan promosi produk unggulan desa dan/atau desa wisata bersama, serta melakukan peningkatan kapasitas dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat,” paparnya.
Selain itu, bankjatim memiliki jaringan yang cukup luas sehingga bisa menjadi garda terdepan untuk bermitra dengan desa-desa di seluruh wilayah Jawa Timur.
”BPD adalah bagian yang tidak terpisahkan dari program pemda yang dimana kami diberi amanat untuk senantiasa berkontribusi secara aktif mendorong laju perekonomian daerah. Jadi, bankjatim sangat menyambut baik keikutsertaan Asbanda dalam kegiatan ini,” urai Busrul.
Peran bankjatim terhadap kegiatan ASEAN SOMRDPE tidak berhenti di situ saja. Bankjatim juga mengikutsertakan UMKM binaannya dalam rangkaian acara tersebut. Ada 6 UMKM yang terlibat dalam kegiatan pameran yang dilaksanakan pada hari Rabu (26/7) bertajuk ASEAN Rural Culture Expo in the Framework of ASEAN Identity itu. Antara lain aneka makanan kecil dari Desa Sekapuk, produk kayu dari dari Jember yang bernama Kayukayuku, Delta Raya Furniture/Manufactur & Exporter dari Sidoarjo, Kopi Luwak Dampit dari Kepanjen, Tenun Bandoel dari Kediri, dan Jahe Gajah Ponorogo dari Ponorogo.
Bertempat di Tebing Breksi Yogyakarta, hadir dalam peninjauan booth mitra UMKM Binaan bankjatim yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar bersama SEVP Consumer Banking bankjatim Hermita.
Semua itu membuktikan bahwa bankjatim berkomitmen siap memberikan dukungan penuh terhadap upaya pengembangan wisata daerah di Jawa Timur, baik itu melalui dukungan kepada UMKM ataupun penunjang wisata lainnya. Sebab, pengembangan-pengembangan wisata dan UMKM seperti ini akan memberikan dampak perekonomian positif di Jawa Timur.
Di sisi lain, Busrul menambahkan, Kemendes PDTT juga telah memilih 3 Desa Wisata sebagai delegasi perwakilan Indonesia dalam kegiatan ASEAN SOMRDPE Asean Network Village. Dari ketiga desa tersebut, salah satunya adalah Desa Sekapuk yang terletak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
”Kebetulan Desa Sekapuk ini adalah binaan bankjatim jadi kami berkewajiban untuk memberi support dalam bentuk memberikan fasilitas yang dibutuhkan pada acara ini. Semoga pertemuan ini bisa membuka harapan besar bagi desa dan UMKM di Indonesia, khususnya Jawa Timur, untuk membangun jaringan global dan menembus kanca internasional,” pungkas Busrul.(Yul)