SURABAYA, hks-news.com|
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) berhasil mendapatkan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) oleh Kemendikbud Ristek.
Dengan mengusulkan topik biopestisida, harapannya dapat menangani vektor penyakit seperti nyamuk dengue (aedes agepty) dan malaria (anopheles). Tim tersebut mengusung judul
“Formulasi Bacillus thuringiensis sebagai Biopestisida Pembasmi Larva Nyamuk dengan Uji Sampel pada Aedes Aegypti dan Anopheles”.
Mereka adalah Satrio Achmad Fayis dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Deva Cantika dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Margaretha Mei Utomo dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Brigade Mahendra Dharmalaksana dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST), dan Isac Muhamad Kahlil Gibran dari Fakultas Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) dan dosen pembimbing Dr Riries Rulaningtyas ST MT.
Berikan Penanganan Berantas Nyamuk
Tim ini akan melakukan penelitian yang berfokus pada penanganan larva nyamuk yang menjadi titik permasalahan di berbagai wilayah. Khususnya di Indonesia yang beriklim tropis yang menyebabkan banyaknya habitat pada nyamuk untuk berkembangbiak.
Fayis mengatakan bahwa penelitian ini nantinya akan mengklarifikasi biopestisida menurut (Kachhawa, 2017) yaitu mencakup mikroorganisme untuk mengendalikan hama microbial pesticides, zat alami yang mengendalikan hama biochemical pesticides, dan zat pestisida yang diproduksi oleh tanaman yang mengandung bahan genetik tambahan plant-incorporated protectants.
“Jenis biopestisida yang kami gunakan adalah Microbial pesticides, yang berasal dari mikroba seperti bakteri, jamur, virus dan protozoa sebagai bahan aktif. Kami memutuskan untuk menggunakan mikroba bakteri Bacillus thuringiensis sebagai bahan aktif biopestisida kami,” kata Fayis.
Fayis mengatakan alasan kelompok mereka mengambil topik itu adalah karena ada beberapa aspek yang menurut mereka penting untuk diperhatikan. Seperti dari aspek keamanan manusia dan lingkungan, pengelolaan resistensi pada nyamuk, dan pastinya dari perspektif pencegahan dengan fokus pada penanganan larva nyamuk.
Hasil Penemuan: Kurangi Resiko Kesehatan Karena Nyamuk
Tim ini berekspektasi agar biopestisida mereka bisa sepenuhnya efektif sebagai pengendalian vektor penyakit dengue dan malaria dengan titik fokus pada pengendalian populasi larva nyamuk. Sehingga dapat mengurangi risiko kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh nyamuk.
“Yang membedakan dengan penelitian sebelumnya kalau tim kami menggunakan Bacillus thuringiensis sebagai agen pengendalian,” sebutnya.
Bacillus thuringiensis sendiri merupakan mikroorganisme yang memiliki sifat toksis terhadap larva nyamuk, tetapi aman bagi manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, formulasi Bacillus thuringiensis sebagai biopestisida menawarkan pendekatan yang lebih aman dan ramah lingkungan dalam pengendalian populasi larva nyamuk, dibandingkan dengan pestisida kimia konvensional.
“Selain itu, penelitian kami juga berbeda dalam metode penelitian, lingkup studi, dan fokusnya pada spesies nyamuk yang kami ditargetkan yaitu aedes aegypti dan anopheles,” tambahnya.
Berikan Manfaat Bagi Masyarakat
Tentunya penelitian ini dibuat untuk bermanfaat bagi orang disekitar. Tim ini merancang manfaat yang akan didapat di antaranya untuk membantu mengurangi penyebaran penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti dan anopheles.
Karena tingkat toksisitas yang rendah terhadap manusia dan organisme non-target. Sehingga mengurangi risiko terhadap kesehatan manusia dan dampak negatif terhadap lingkungan dibandingkan pestisida kimia.
“Pengurangan resistensi nyamuk terhadap pestisida konvensional, karena biopestisida yang kami buat tidak menimbulkan resistensi. Sehingga kami berharap penelitian yang kami hasilkan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” tutupnya. (Yul)