SURABAYA, hks-news.com|
Rektor Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak, kembali mengukuhkan empat guru besar. Bertambahnya empat guru besar tersebut semakin menambah kredibilitas Unair di tingkat nasional hingga internasional. Pengukuhan Gubes tersebut menjadi bukti bahwa Unair terus berkontribusi untuk pendidikan bangsa.
Upacara pengukuhan dilaksanakan pada Rabu, (26/7/2023) di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C Unair.
Empat guru besar tersebut ialah Prof Dr Taufan Bramantoro drg MKes dalam bidang ilmu Manajemen Kesehatan Gigi, Prof Dr Muhammad Luthfi drg MKes bidang ilmu Imunologi Molekuler Infeksi Rongga Mulut, Prof Dr Tintin Sukartini SKp MKes bidang ilmu Keperawatan Medikal Bedah, dan Prof Dr Gunanti Mahasri Ir MSi bidang ilmu Kesehatan Ikan dan Lingkungan.
“Ini menjadikan kami di Universitas Airlangga semakin pede dan lebih bersemangat lagi. Karena kami hadir dan mampu memberikan kontribusi yang luar biasa berkat kerja keras dari profesor yang hari ini kita lantik,” ungkapnya.
Berkarya untuk Masyarakat
Menurutnya Prof Nasih, sebagai seorang akademisi sudah semestinya guru besar memiliki cara pandang yang lebih luas. Tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk kebermanfaatan yang lebih masif. Para cendekiawan harus mampu memberikan kebaikan langsung kepada masyarakat, baik untuk persoalan kecil hingga persoalan yang kompleks.
“Setiap persoalan selalu ada dimensi sebaliknya. Setiap muncul permasalahan selalu hadir solusi-solusi. Dan Universitas Airlangga sangat senang sekali karena banyak solusi yang dihadirkan dari guru besar baru,” tambahnya Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair tersebut.
Dua Aspek Pada Manusia
Rektor menuturkan bahwa aspek manusia terdiri dari jiwa dan raga. Oleh karena itu, persoalan jiwa tidak boleh dikesampingkan bahkan perlu diprioritaskan. Bertambahnya dua guru besar di bidang kesehatan, khususnya kesehatan gigi, diharapkan mampu mengkombinasikan kedua aspek penting tersebut dalam setiap luaran. Ia pun menambahkan bahwa banyak sekali permasalahan yang timbul akibat persoalan gigi.
“Aspek-aspek spiritualitas dan kejiwaan juga harus disertakan dalam setiap persoalan dan penanganan permasalahan yang ada,” ucapnya.
Menjaga kesinambungan antara jiwa dan raga, pesannya, tidak hanya perlu dilakukan oleh manusia, melainkan untuk semua makhluk hidup, tidak terkecuali untuk hewan dan ikan. Selain perlu diperhatikan kuantitas dan kualitas hasil ikan, menjaga ikan tetap keadaan baik dan tidak stres juga akan mempengaruhi kuantitas hasil. (Yul)