SURABAYA, hks-news.com|
Penyerapan Aspirasi Masyarakat tahap II tahun 2023, yang dilaksanakan oleh seluruh anggota DPRD provinsi Jatim, diapresiasi oleh Blegur Prijanggono SH. 

Terbukti, ketua fraksi partai Golkar DPRD provinsi Jatim ini mengunjungi warga Keputran Pasar Kecil, kecamatan Tegalsari.
Meskipun harus berjalan kaki karena melewati gang-gang yang sempit, pria berparas tampan yang selalu energik ini tetap penuh semangat dan selalu menebar senyum lebarnya.

"Saya berterima kasih kepada semua warga yang sudah meluangkan waktu untuk bertemu dengan saya. Saya mengunjungi panjenengan semua ini untuk mendengarkan aspirasi warga disini. Kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi, masalah-masalah sosial yang mungkin bisa kita selesaikan bersama-sama," tuturnya.

Warga yang tempat tinggalnya dikelilingi oleh gedung perkantoran megah dan mewah, mall besar yang megah dan mewah, namun masyarakat yang tinggal di tengah-tengah tersebut, hidup memprihatinkan. Sungguh ironis.

Menurut keterangan ketua RW, sebagian besar warga KPK (Keputran Pasar Kecil) ini adalah UMKM. Mereka berjualan makanan dan minuman. Hanya saja, mereka mengalami kesulitan untuk bisa mengembangkan usahanya karena terkendala tidak memiliki modal, tidak bisa membuat produk yang lebih berkualitas dengan kemasan yang menarik, serta tidak memiliki sertifikasi ijin-ijin usaha.

"Untuk itu, kami warga KPK ini mohon dibantu agar bisa mewujudkan impian kami untuk punya usaha yang lebih baik, karena kami juga ingin hidup lebih makmur sejahtera bersama keluarga kami," ucapnya.

Anggota komisi C DPRD provinsi Jatim tersebut menyanggupi untuk mengirimkan tim yang bisa memberikan pelatihan pembuatan produk, memfasilitasi ijin-ijin usaha, bahkan akan mengawal mereka untuk mendapatkan pinjaman lunak tanpa bunga dari BPR Bankjatim.

Dalam kunjungan tersebut, Blegur mengaku merasa prihatin, karena melihat bahwa di setiap rumah ditempeli stiker bertuliskan Gamis.

Bendahara DPD partai Golkar ini merasa heran, di kota sebesar dan se-modern seperti Surabaya ini, mengapa para penguasa masih memiliki pemikiran untuk memilah-milah dan membedakan sosial masyarakatnya. Padahal mereka ini adalah warga Surabaya yang juga memiliki hak untuk mendapatkan fasilitas yang disediakan negara. Kekayaan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Surabaya mencapai lebih dari Rp 11 Triliun. 

"Kalau PAD sebesar itu masih memiliki warga yang dibilang keluarga miskin, saya jadi merasa prihatin, trenyuh. Semoga saja semua atribut Gamis ini sesegera mungkin disingkirkan sejauh-jauhnya. Agar tidak ada kesenjangan sosial dan kesenjangan ekonomi. Karena kita semua sama derajatnya di mata Allah SWT. Yang membedakan hanya akhlak dan taqwa kita, bukan sosial ekonominya," pungkasnya.

Sebagai informasi, dalam reses tersebut, Blegur membagikan 11 PIP, terop, keranda dan bantuan uang tunai untuk pembelian seragam kepada warga.(Yul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *