SURABAYA, hks-news.com|
Anggota DPRD provinsi Jatim Lilik Hendarwati mengungkapkan keprihatinannya terkait carut marutnya system PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) dari tahun ke tahun. Seluruh rakyat Indonesia mengeluh, yang menjadi pertanyaan, bagaimana pemerintah tidak bisa mendengarkan aspirasi masyarakat Indonesia ini?
Bukankah program maupun kebijakan itu dibuat untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi seluruh masyarakat Indonesia?
“Jadi ketika program tersebut berbenturan, bahkan menyulitkan dan menyengsarakan masyarakat Indonesia, mengapa masih dipertahankan? Apa sebenarnya yang dipikirkan oleh pemerintah?,” keluhnya.
Menurut bendahara DPW PKS Jatim ini ketika dalam kebijakan yang diluncurkan oleh Pemerintah mengalami berbagai macam kesulitan, seharusnya program maupun kebijakan itu harus dievaluasi, bahkan mungkin harus direvisi. Karena pemerintah itu kan pelindung dan pengayom bagi masyarakat. Bukan menjadi musuh bagi masyarakat.
“Jadi, saya minta pemerintah peka dalam menghadapi kebutuhan masyarakat, keinginan masyarakat. Lihatlah dengan mata hati, rasakan penderitaan mereka. Anda-anda ini adalah para penguasa, janganlah memberikan beban yang terlalu berat untuk masyarakat. Masyarakat ini sudah sangat menderita dengan begitu banyak masalah dalam kehidupan mereka,” tandasnya.
Anggota komisi C DPRD provinsi Jatim ini menambahkan, pendidikan sangatlah penting untuk anak-anak sebagai generasi yang kelak akan menggantikan kita sebagai pemimpin bangsa. Jika mendapatkan pendidikan yang layak saja sudah sedemikian sulitnya, bagaimana perkembangan mental mereka di masa depan.
“Kembalikan saja PPDB ini ke System Yang Lama. Yaitu berdasarkan nilai raport atau tes. Saya rasa system tes atau raport itu lebih relevan, lebih fleksibel dan InsyaAllah seluruh rakyat Indonesia legowo, meskipun mungkin putra-putrinya belum bisa diterima di sekolah negeri. Jika mereka memiliki nilai pas-pasan, tetapi dari keluarga MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), semisal tukang becak, Ojol, buruh, Pemerintah memberikan prioritas, agar anak-anak dari keluarga MBR ini juga bisa mendapatkan pendidikan yang layak di sekolah negeri,” pungkasnya.(Yul)